Sabtu, 16 Juli 2011

UNDUH HEBRON JOURNAL

Boleh jadi ia seorang pemberani. Atau mungkin gila. Kalau tidak, siapa yang dengan sepenuh nyali menghadang moncong tank tentara Israel sampai berhenti hanya beberapa inci di depan wajahnya?


Dialah Arthur G. Gish, seorang aktivis perdamaian dari Amerika yang melawan kekejaman Israel di Palestina dengan jalan cinta dan anti-kekerasan. Ia tidak memiliki otot baja atau berpakaian perunggu. Ia tak berbekal senjata. Ia juga tak pandai terbang atau menghilang, karena ia bukan manusia super. Ia seperti kita, berdarah dan berdaging. Bedanya, dengan kesungguhan yang luar biasa, ia memilih jalan yang tak banyak ditempuh oleh orang lain di tengah konflik Israel-Palestina. Lahir dan dibesarkan di sebuah kompleks pertanian di distrik Lancaster, Pennsylvania, Amerika Serikat. Sejak masih remaja sudah aktif dalam pelbagai kegiatan sosial dan saat itu ia mulai menentang keterlibatan Amerika Serikat dalam setiap peperangan. Gish atau panggilan akrabnya: Art; tumbuh di komunitas Gereja Brethren. Tugas pertamanya sebagai pengamat bersama Brethren Volunteer Service berlangsung 2 tahun (1958-1960) di Eropa. Gish turut serta pula dalam Civil Rights Movement (Gerakan Hak-Hak Sipil) di tahun 60-an.

Peristiwa dramatis di atas terjadi bulan Januari 2003 dalam catatan Gish. Ketika itu kota Hebron berada di bawah kekuasaan tentara Israel. Putut Widjanarko, dari penerbit Mizan dalam proses penerbitan buku catatan kesaksian harian di Hebron, pernah menanyakan langsung kepada Gish, kekuatan apa yang mendorongnya untuk berani mengambil tindakan sangat berbahaya itu.

”Keberanian itu datang dari Allah. Saya hanya merespons apa yang hanya dan harus saya lakukan saat itu. Tak kurang dan tak lebih.” Demikian Gish mengaku.

Tuhan pasti sayang kepadanya. Tuhan pasti sayang kepada orang yang membenci perang dan selalu mengupayakan perdamaian. Dalam praktiknya, Gish hampir mengikuti seluruh ritual semua agama, terutama yang berkembang di Hebron. Ia masuk masjid dan sembahyang Jumat, padahal ia seorang Kristiani. Mengucapkan dengan fasih Bismillah dan alhamdulillah. ”Dia lebih Islam dari saya,” begitu Putut bercanda. Ia juga masuk dan berdoa di sejumlah sinagoga.

Kedatangannya ke Indonesia dan berbicara di Universitas Paramadina adalah dalam rangka sosialisasi bukunya, Hebron Journal, dan workshop ”Non-Violence Peacemaking” untuk jurnalis dan kalangan terbatas. Hebron Journal yang diterbitkan oleh Mizan Pustaka merekam pengalaman Gish sebagai sukarelawan penjaga perdamaian di Palestina sejak 1995 hingga 2001.

Khalid Amayreh, jurnalis dan pemimpin kelompok Islam memberi komentar: ”Kesaksian Art Gish bercirikan kejujuran dan akurasi, menggambarkan dengan jelas penderitaan di Palestina.”

Gish dan istrinya, Peggy Faw Gish, adalah anggota New Covenant Fellowship, sebuah kompleks pertanian komunal di dekat Athens, Ohio. Peggy juga seorang aktivis, kini bertugas di Irak, mendokumentasikan pelanggaran HAM yang dilakukan tentara AS. Dalam tugasnya itu ia sempat diculik.

”Mungkinkah cinta mengalahkan kebencian?” tanya Franz Magnis-Suseno, lalu ia menjawabnya sendiri: ”Gish dan timnya membuktikan. Dengan mengekspos diri, tidak memaksa dan mengancam, mereka berhasil membuka kemanusiaan dalam lubuk hati yang total terperangkap neraka kekerasan.”

Saat menjadi tamu di Universitas Paramadina, Gish ditemani oleh Anies Baswedan (Rektor) sebagai keynote speaker , Makarim Wibisono sebagai pembahas bukunya, Totok A. Sufijanto sebagai pemandu workshop, dan Syafiq Basri Assegaff sebagai moderator diskusi. Gish begitu ramah, penampilannya sederhana, dan selalu menulis kata ”salam damai” di atas otograf yang diterakan pada bukunya ketika acara book signing.

Salam damai, Art Gish!

Kurnia Efendi, Tabloid Parle, September 2008

Judul: Hebron Journal: Catatan Seorang Aktivis Perdamaian dari Amerika yang Melawan Kekejaman Israel di Palestina dengan Jalan Cinta dan Anti-kekerasan
Penulis: Arthur G. Gish, Winny P., Anna F., Septina F., Putut Widjanarko
Penerbit: PT Mizan Publika, 2008
ISBN 9794335150, 9789794335154
Tebal: 550 halaman

Silakan unduh file PDF-nya di sini. Salam damai dan teruslah berbagi.

..........TERKAIT..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...