Senin, 19 September 2011

Penganjur Poligami Mendapat Pukulan Telak

Telah terbit sebuah buku baru. Bukan tentang poligami, tetapi tentang jumlah laki-laki dan perempuan dan segala konsekuensi sosialnya. Buku itu adalah Unnatural Selection: Choosing Boys Over Girls, and the Consequences of a World Full of Men oleh Mara Hvistendahl. Menurut data, dalam keadaan normal perbandingan antara laki-laki dan perempuan itu selalu 105 berbanding 100. Paling tidak, 104 atau 106 laki-laki berbanding 100 perempuan. Itu normal.

Namun ada kecenderungan sekarang ini jumlah laki-laki melonjak tajam. Di India rasionya 112/100; di Cina lebih parah lagi 121/100 dan bahkan di beberapa kota di Cina angkanya menjadi 150/100. Tambahan lagi, sejak tahun 1970 ada 163 juta bayi perempuan digugurkan karena tidak dikehendaki. Apa konsekuensinya? Dalam masyarakat yang lebih banyak laki-lakinya ada kecenderungan kriminalitas sangat tinggi, perang lebih mudah pecah, angka pengangguran tinggi, dan secara keseluruhan kesejahteraannya sangat rendah.

Masih adakah gunanya poligami jika jumlah laki-laki ternyata jauh lebih banyak dari perempuan?


Di mayoritas negara-negara Timur Tengah, jumlah lelaki lebih banyak dari perempuan. Bahkan Uni Emirat Arab dan Qatar mencatat angka yang mencengangkan, disusul kemudian oleh Kuwait.

Di Indonesia, rasio keseluruhan cukup seimbang. Namun, untuk umur di bawah 65 tahun, laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Jadi, jika tujuan poligami memang agung untuk memberantas kemiskinan, mengangkat derajat wanita, dst., mungkin sebaiknya dianjurkan agar laki-laki muda mengambil "istri muda" dari kelompok umur 65 tahun ke atas!

Bagi Anda yang penasaran dengan data selengkapnya, silakan baca di sini.

Tulisan ini adalah penutup dari diskusi panjang di Facebook yang dapat Anda lihat selengkapnya di sini.

..........TERKAIT..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...