Rabu, 26 Oktober 2011

Penjelasan Komandan Paspampres tentang Onthel Nyelonong di Bali

Lombok Tengah - Insiden I Nyoman Minta nyelonong masuk Ring 1 pengamanan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat pertunjukan Aerobatik pembukaan ASEAN Fair 2011 di Nusa Dua, Senin, 24 Oktober 2011, berbuntut panjang. Pria tua yang bekerja sebagai petugas kebersihan Pantai Nusa Dua, Bali, itu diinterogasi aparat karena aksi tak sengaja melenggang santai dengan ontelnya di jalan steril karena kehadiran Presiden SBY dan tamu undangan.

Lolosnya Nyoman dari pantauan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) menjadi topik pembicaraan yang ramai. Meski berlapis, ternyata pengamanan orang nomor satu di Indonesia kecolongan. Komandan Paspampres Mayor Jenderal Agus Sutomo mengakui kejadian tersebut sebagai kesalahan anggotanya saat bertugas. Berikut wawancara dengan Mayor Jenderal Agus di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa 25 Oktober 2011.

Bagaimana kronologi insiden I Nyoman Minta?

Mengenai kejadian saat kunjungan Presiden membuka ASEAN Fair di Bali, sebenarnya tidak boleh terjadi. Setelah selesai acara inti, ada agenda tambahan berupa demonstrasi udara aerobatik. Tiba-tiba ada pengendara sepeda masuk perbatasan antara ring dua dan ring satu. Dengan cekatan anggota kami di ring dua dari wilayah dan ring satu dari Paspampres menahan seorang bersepeda yang kemudian diketahui sebagai Pak Nyoman Minta, seorang petugas kebersihan pantai.

Saya selaku Komandan Paspampres yang bertanggung jawab di ring satu sangat prihatin. Karena semua di lingkungan VVIP pada prinsipnya adalah ancaman, baik manusia, makhluk hidup, binatang, atau benda mati yang bergerak maupun tidak bergerak. Ancaman bersifat potensial ataupun pasif, kebetulan kemarin ancaman pasif. Itu menjadi pelajaran kami untuk evaluasi ke depan supaya seluruh anggota individu mengerti tugas dan konsisten menjalankannya.

Kenapa bisa terjadi?

Kejadian di perbatasan ring dua dan ring satu. Yang bersangkutan sudah masuk ke ring satu beberapa meter atau jaraknya dengan Presiden sekitar 8 sampai 9 meter. Ada banyak faktor kenapa itu terjadi. Tapi yang dominan adalah anggota lengah dan tidak konsisten dengan tugasnya. Kenapa saya bilang begitu karena kebetulan kita semua menyaksikan aerobatik setelah acara pemukulan gong dan pawai.

Saya baca panduannya ada 15 materi demo udara, waktu kejadian itu aerobatik ketujuh. Sesaat saya melihat anggota mengamankan Pak Nyoman. Jadi anggota saat itu saya bilang lengah karena ikut menyaksikan aerobatik udara, sehingga lengah tidak melihat sekelilingnya. Padahal saya selalu ingatkan semua anggota supaya selalu meningkatkan naluri intelijen dan kepedulian karena dijaga simbol negara. "Kita harus berikan kontribusi rasa nyaman dan aman kepada VVIP. Itu bisa diberikan dengan semua bekerja berdasarkan kesisteman, tugas dibagi habis dan masing-masing individu harus mengerti."

Pak Nyoman termasuk ancaman?

Itu ancaman pasif. Karena memang beliau murni tidak tahu, aktivitas Pak Nyoman setiap hari melalui tempat itu saat berangkat kerja, mau ke pantai maupun pulang dari pantai ke rumah. Di Bali sering banyak keramaian. Bagi Pak Nyoman mungkin sudah terbiasa dan ternyata benar setelah ditanya dia tidak tahu kalau ada Presiden. Dikiranya kerumunan orang saja.

Yang lengah di ring 1 atau ring 2?

Yang lengah di ring 3, ring 2, ring 1, semuanya lengah karena Pak Nyoman berangkat dari pantai. Pantai langsung ke lapangan golf itu ring tiga. Dari lapangan golf ke trotoar itu ring dua. Begitu turun ke aspal dekat tamu undangan itu sudah ring satu. Jadi kami harus melihat secara utuh. Pengamanan VVIP ini kesisteman, tidak bisa sektoral, sehingga harus koordinasi, kerja sama. Pembagian tugas dan tanggung jawabnya kita atur dalam parameter, ring satu Paspampres, ring dua wilayah dengan kepolisian, ring tiga juga wilayah dan kepolisian. Saya Danpaspampres bertanggung jawab terhadap ring 1.

Ada sanksi buat anggota yang lalai?

Semua anggota yang lalai dalam tugas pasti ada sanksi. Dan yang berprestasi diberikan penghargaan karena itu konsekuensi. Saya dan pimpinan sebelumnya selalu berpesan jangan pernah bermimpi di Paspampres mendapatkan penghargaan, pujian dan sebagainya. Tapi yang ada tugas dan tanggung jawab berat, risiko tinggi, dan sanksi di depan mata. Karena itu jangan mau berhadapan dengan sanksi, kuasai tugas, koordinasi yang baik, konsisten, dan tanggung jawab.

Apa yang Anda lakukan setelah kejadian?

Sehabis kejadian seluruh anggota khususnya ring satu saya kumpulkan. Jumlah anggota kalau ke daerah yang advance 36 orang, melekat 20-an. Saya langsung evaluasi pengamanan. Di lapangan langsung saya kasih sanksi. Perwiranya saya langsung kasih sanksi. Soal bentuk sanksinya Itu seperti apa, masih bersifat internal. Jumat, saya evaluasi menyeluruh bagaimana meningkatkan sistem keamanan dengan meningkatkan sistem kualitas dan kuantitas, koordinasi secara intens, ketat, dan tuntas.

Bagaimana tanggapan Presiden?

Kemarin saya dampingi Panglima dan Kapolri sebelum Presiden naik pesawat. Panglima lalu melaporkan ke Presiden. Tadinya saya melapor ke Panglima izin ingin menghadap Presiden dan minta maaf. Karena beliau kan meski rasa amannya dapat, tapi rasa nyamannya terganggu. Kami harus minta maaf ke Presiden supaya ke depan akan lebih baik. Presiden menyadari supaya ditingkatkan sistem keamanannya secara individu, jangan ada yang lengah lagi. Presiden juga lalu menyampaikan agar mengedepankan rasa kemanusiaan dalam menghadapi Pak Nyoman. Karena dia orang tua, jangan dikasari.

Kami menjabarkan ke bawah harus hati-hati. Memang dia murni karena ketidaktahuan dan keluguan beliau. Ujug-ujug ada di sana, bersama wartawan, karena terhalang belok kanan turun ke aspal. Anggota baru lihat ada sesuatu di luar skenario acara. Presiden lihat reaksi saat anggota menahan Pak Nyoman itu sudah benar.

Ada teguran khusus ke Komandan?

Kebetulan Panglima di lapangan. Saya minta maaf ke panglima seharusnya (kejadian) tidak boleh terlalu dekat (Presiden). Panglima mengatakan ya sudah, nanti ada evaluasi bersama ke depan.

Hasil pemeriksaan kepada Pak Nyoman?

Aktivitas Pak Nyoman memang setiap hari lewat situ. Tapi sekali lagi ini pelajaran berharga bagi kita semua, satu detik pun tidak boleh lengah.

MUNAWWAROH

..........TERKAIT..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...