Di luar ruang ini, kekuatan perkasa militer bangsa-bangsa asing mengepung Jepang. Kapal-kapal perang raksasa bertenaga uap milik Amerika, Inggris, Prancis, dan Rusia sekarang dengan bebas memasuki pelabuhan-pelabuhan Jepang. Di atas kapal-kapal itu, ada meriam yang dapat melontarkan peluru sebesar pria dewasa jauh melewati pantai, bahkan melampaui pegunungan dan hutan-hutan di pedalaman, dan menghancurkan pasukan yang bersembunyi sebelum mereka cukup dekat untuk mengetahui siapa yang membunuh mereka. Lautan yang memisahkan kepulauan Jepang dari bagian lain dunia tidak lagi menjadi pertahanan. Angkatan laut pihak luar memiliki ratusan kapal pembawa meriam yang menyemburkan asap seperti itu, dan kapal-kapal itu tidak hanya mampu membombardir dari lnuh. Dari daratan yang jauh, mereka dapat membawa puluhan ribu pasukan yang dipersenjatai dengan lebih banyak meriam, dan juga senapan, dan mendaratkan mereka di pantai Jepang dalam beberapa bulan saja. Namun, di ruangan ini, di menara tertinggi Kastel Awan Burung Gereja, Jepang kuno tetap hidup. Ia bisa berpura-pura, setidaknya untuk sesaat, inilah dunia seutuhnya.
Shizuka melihat Kiyori sedang memandanginya. Shizuka tersenyum. Ekspresinya polos sekaligus penuh rahasia. Bagaimana dia bisa melakukannya? Geisha paling cerdas sekalipun belum tentu mampu memadukan keduanya dalam satu ekspresi. Malu-malu, Shizuka merendahkan pandangannya dan menutupi senyum kekanak-kanakannya dengan lengan kimononya yang lebar, sebuah kimono antik dari zaman Heian.
Silakan unduh bukunya di sini untuk membaca cerita selengkapnya. Selamat menikmati dan teruslah berbagi.
..........TERKAIT..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar