Kuda-kuda mengangkat kaki depannya dan melompat-lompat, bukan hanya karena dipaksa berjalan cepat, tapi juga karena ketakutan. Dua kuda berdarah di bagian belakang. Segerombolan orang yang marah dengan bersenjatakan cangkul dan arit berhamburan dari jalan setapak yang sempit. Aku mengenali beberapa orang di antaranya sebagai petani dari desa terdekat. Prajurit Otori yang paling belakang berusaha mengusir dengan cara mengayun-ayunkan pedang sehingga para petani agak mundur tapi tak berpencar, tetap mempertahankan sikap mengancam dengan membentuk setengah lingkaran.
Pimpinan penunggang kuda memandang jijik pada para petani, lalu berteriak ke gerbang dengan lantang.
"Aku Fuwa Dosan dari Klan Otori, dari Hagi. Aku membawa pesan dari tuanku Shoichi dan Masahiro untuk orang yang menyebut dirinya Otori Takeo."
Makoto menjawab, "Jika memang berniat baik, turunlah dari kuda dan tinggalkan pedang kalian. Gerbang akan kami buka."
Aku tahu pesan apa yang mereka bawa. Amarahku memuncak.
Silakan unduh bukunya di sini untuk membaca cerita selengkapnya. Selamat menikmati dan teruslah berbagi.
..........TERKAIT..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar