Sabtu, 03 Desember 2011

Kisah Klan Otori: Brilliance of the Moon (Buku Ketiga - Tamat)

Itu suara Kubo Makoto yang kini sudah menjadi sahabat karibku. Aku berlari ke benteng kayu dan memanjat tangga ke pos jaga. Makoto memberi isyarat ke lubang pengintai. Melalui celah lubang kayu, dapat kulihat empat orang berkuda. Setelah memaksa kuda mendaki bukit; sekarang mereka menyentak kuda tunggangannya untuk berhenti. Mereka bersenjata lengkap dan hiasan bulu lambang Otori terlihat jelas di topi baja mereka. Sesaat aku mengira mereka utusan Ichiro. Kemudian pandanganku tertuju pada keranjang anyam yang diikat di salah satu pelana. Hatiku langsung membeku. Aku dapat menduga isi keranjang itu, hanya saja terlalu mudah.


Kuda-kuda mengangkat kaki depannya dan melompat-lompat, bukan hanya karena dipaksa berjalan cepat, tapi juga karena ketakutan. Dua kuda berdarah di bagian belakang. Segerombolan orang yang marah dengan bersenjatakan cangkul dan arit berhamburan dari jalan setapak yang sempit. Aku mengenali beberapa orang di antaranya sebagai petani dari desa terdekat. Prajurit Otori yang paling belakang berusaha mengusir dengan cara mengayun-ayunkan pedang sehingga para petani agak mundur tapi tak berpencar, tetap mempertahankan sikap mengancam dengan membentuk setengah lingkaran.

Pimpinan penunggang kuda memandang jijik pada para petani, lalu berteriak ke gerbang dengan lantang.

"Aku Fuwa Dosan dari Klan Otori, dari Hagi. Aku membawa pesan dari tuanku Shoichi dan Masahiro untuk orang yang menyebut dirinya Otori Takeo."

Makoto menjawab, "Jika memang berniat baik, turunlah dari kuda dan tinggalkan pedang kalian. Gerbang akan kami buka."

Aku tahu pesan apa yang mereka bawa. Amarahku memuncak.

Silakan unduh bukunya di sini untuk membaca cerita selengkapnya. Selamat menikmati dan teruslah berbagi.

..........TERKAIT..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...