Rabu, 02 Juli 2014

Kaitan Pempimpin dan Yang Dipimpin

Nabi saw. dikenal sebagai seseorang yang sangat fasih dan indah tutur bahasanya. Kemampuannya menyampaikan ungkapan yang sarat makna, dalam kalimat-kalimat yang sangat singkat, merupakan keistimewaan tersendiri atau apa yang diistilahkan dalam bahasa hadis dengan jawami' al-kalim. Sebagai contoh adalah ungkapan beliau seperti al-din al-mu'amalah (agama adalah keserasian interaksi) dan la dharar wa la dhirar (tidak dibenarkan mengganggu dan diganggu).

Salah satu dari jawami' al-kalim yang akan kita bicarakan adalah sabda beliau yang mengisyaratkan tentang pengangkatan pemimpin, atau - katakanlah - berbicara tentang Pemilu. *Kama takununa yuwalla 'alaikum (Bagaimana keadaan kalian demikian pula ditetapkan penguasa atas kalian)," sabda Nabi.

Kalimat yang sangat singkat di atas dapat mengandung beberapa makna. Ia dapat berarti bahwa seorang penguasa atau pemimpin adalah cerminan dari keadaan masyarakatnya. Pemimpin atau penguasa yang baik adalah dia yang dapat menangkap aspirasi masyarakatnya, sedangkan masyarakat yang baik adalah yang berusaha mewujudkan pemimpin yang dapat mewujudkan aspirasi mereka.

Ungkapan Nabi di atas dapat juga berarti suatu pesan untuk tidak tergesa-gesa menyalahkan terlebih dahulu pempimpinnya yang menyeleweng, durhaka atau membangkang, karena pada hakikatnya yang bersalah adalah masyarakat itu sendiri. Bukankah pemimpin atau penguasa adalah cerminan dari keadaan masyarakat itu sendiri? "Sebagaimaan keadaan kalian demikian pula ditetapkan penguasa atas kalian."

Masyarakat yang enggan menegur atau mengoreksi pemimpinnya atau menyanjungnya secara berlebihan pada hakikatnya telah menanam benih keangkuhan dan kebejatan pada diri pemimpinnya walaupun pada mulanya sang pemimpin adalah seorang yang baik. Demikian peranan masyarakat dalam menentukan pemimpinnya dan demikian itu sebagian dari kandungan hadis di atas.

Dari sini terlihat pentingnya koreksi sosial atau, dalam bahasa agama, amar ma'ruf nahi munkar. Dari sini pula dapat dipahami mengapa Nabi saw. menekankan pentingnya mengangkat pemimpin walaupun yang dipimpin hanya dua orang, bahkan walaupun mereka dalam perjalanan, sebagaimana sabda Nabi saw.: "Apabila ada tiga orang bepergian maka hendaklah mereka memilih salah seorang di antara mereka sebagai pemimpin." Juga sabda Rasul saw.: Barangsiapa yang memilih seseorang sedangkan ia mengetahui ada orang lain yang lebih wajar dari yang dipilihnya maka ia telah mengkhianati Allah, Rasul dan amanat Kaum Muslimin.[]

M. Quraish Shihab, Lentera Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan, halaman 390-392.

..........TERKAIT..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...