Selasa, 23 September 2014

Fungsi Pakaian

Alhamdulillah, berkat kerja keras kita, kita telah mampu memproduksi bahkan mengekspor sandang. Menurut Al-Quran, moyang kita, Adam a.s., ketika masih berada di surga diperingatkan oleh Tuhan: Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu. Jangan sampai ia mengeluarkanmu berdua dari surga, sehingga menyebabkan engkau bersusah payah (dalam memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan) (QS 20:117).

Memang salah satu persoalan yang menyangkut peradaban umat manusia, bahkan kebutuhan pokoknya, ialah persoalan sandang. Pakaian berkaitan bukan saja dengan etika dan estetika, tetapi juga dengan kondisi sosial ekonomi dan budaya, bahkan iklim. Tidak heran jika Al-Quran berbicara tentang masalah tersebut, walaupun pembicaraanya tidak menyangkut mode atau bentuknya. Yang dibicarakannya adalah fungsi dan tujuan berpakaian.

Paling tidak ada tiga fungsi pakaian yang disinggung Al-Quran: pertama, memelihara pemakainya dari sengatan panas dan dingin serta segala sesuatu yang dapat mengganggu jasmani (baca QS 16: 81). Kedua, menunjukan identitas, sehingga pemakainya dapat terpelihara dari gangguan dan usilan (baca QS 33: 59). Ketiga, menutipi yang tidak wajar kelihatan (aurat) serta menambah keindahan pemakainya(QS 7: 26).

Ketiganya hendaknya dapat menyatu pada pakaian yang dikenakan.Kita mengarisbawahi butir kedua dan ketiga.

Identitas seseorang dan garis-garis besar cara berpikirnya dapat diketahui dari pakaiannya. Pakaian seseorang bahkan dapat mempengaruhi tingkah laku dan emosinya. Orang tua yang memakai pakaian anak muda dapat mengalir di dalam dirinya jiwa anak muda. Bila seseorang memakai pakaian kiai, dia akan berusaha berlaku sopan, demikianlah seterusnya.

Peran pakaian begitu besar, sehingga tidak jarang ada negara yang mengubah pakaian militernya setelah mengalami kekalahan. Bahkan, misalnya, Turki melarang pemakaian tarbusy dan menggantinya dengan topi ala barat, karena Kemal Attaturk menilai bahwa tarbusy tersebut adalah bagian dari pemikiran kolot yang menghambat kemajuan masyarakatnya. Demikian besar pengaruh pakaian pada diri seseorang dan masyarakat.

Adalah suatu kekeliruan jika mengingkari pentingnya pakaian, tetapi keliru lagi yang tidak selektif dalam memilih pakaian yang sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. Namun demikian, sangat keliru mereka yang mengabaikan petunjuk-petunjuk agama dalam hal berpakaian.

Salahlah apabila perasaan seseorang disinggung karena memilih pakaian yang dianggapnya baik. Tetapi lebih salah lagi jika melarangnya memakai suatu pakaian yang dinilai agamanya baik. Wallahu a’lam.[]

M. Quraish ShihabLentera Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan, halaman 278-290

..........TERKAIT..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...