REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Pernikahan seharusnya menghadirkan kebahagiaan bagi sepasang suami-istri. Namun, hasil riset menunjukan laki-laki menikah yang jauh lebih bahagia dari istrinya berisiko besar bercerai. Sebaliknya, hasil riset juga mengungkap laki-laki yang menikah dan terlihat kurang bahagia ketimbang istrinya, maka rumah tangga mereka bakal langgeng selamanya.
Tim Riset yang dipimpin Cahit Guven, Pakar Kesejahteraan dan ekonomi dari Deakin University, Australia, percaya pernikahan menjadi kuat ketika pasangan memiliki level kebahagian yang sama. Artinya, mereka menikmati kebahagian yang sama.
Selasa, 07 Juni 2011
Inilah 10 Bangsa Paling Garing Sejagat
London - Sebuah jajak pendapat yang dibuat untuk media jejaring social Badoo.com, menyimpulkan orang Jerman adalah bangsa paling tidak lucu sejagad. Mereka tidak dapat membuat lelucon yang mampu membikin orang terpingkal-terpingkal.
Survei ini dilakukan terhadap 30 ribu orang dari 15 negara dengan pertanyaan negara mana dengan selera humor terendah. Hasilnya, Jerman menduduki posisi puncak dari 10 daftar yang dibuat. Selanjutnya diikuti Rusia, Turki, Inggris, Amerika Serikat, Prancis, Polandia, Belgia, Belanda, dan Kanada.
Survei ini dilakukan terhadap 30 ribu orang dari 15 negara dengan pertanyaan negara mana dengan selera humor terendah. Hasilnya, Jerman menduduki posisi puncak dari 10 daftar yang dibuat. Selanjutnya diikuti Rusia, Turki, Inggris, Amerika Serikat, Prancis, Polandia, Belgia, Belanda, dan Kanada.
CARI MATI
Orang ini benar-benar cari mati! Tapi, kok tidak mati ya? Heheh... Semoga menghibur dan teruslah berbagi.
Pria Habiskan 13 Jam Urusi Pekerjaan Rumah Tangga
London -Wanita kini tak bisa mengklaim bahwa kaumnyalah yang lebih peduli pada urusan rumah tangga. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa lelaki mengerjakan tetek bengek urusan rumahtangga lebih banyak dari yang diperkirakan wanita. Hanya saja, tak seperti wanita, mereka tak mau pamer pekerjaan rumah tangga yang telah mereka lakukan.
Sebuah survei terhadap 1.000 pria, seperti dilaporkan Daily Telegraph, menemukan fakta bahwa pria menghabiskan sedikitnya 13 jam seminggu untuk pekerjaan rumah tangga, termasuk membersihkan toilet, membuang sampah dan mengganti sprei. Tapi 60 persen responden mengatakan upaya mereka tak diperhatikan oleh wanita di rumah mereka
Sebuah survei terhadap 1.000 pria, seperti dilaporkan Daily Telegraph, menemukan fakta bahwa pria menghabiskan sedikitnya 13 jam seminggu untuk pekerjaan rumah tangga, termasuk membersihkan toilet, membuang sampah dan mengganti sprei. Tapi 60 persen responden mengatakan upaya mereka tak diperhatikan oleh wanita di rumah mereka
Gerhana Bulan 16 Juni Lebih Spektakuler
Tahun ini akan terjadi dua kali gerhana bulan total yang bisa terlihat di Indonesia, yaitu pada 16 Juni dan 10 Desember. Saat itu, bulan akan muncul dengan warna baru dan mengalami proses gerhana yang cukup panjang. “Spektakuler untuk disaksikan,” kata Direktur Observatorium Bosscha, Lembang, Jawa Barat, Hakim L. Malasan, Selasa, 7 Juni 2011.
Gerhana bulan total akan terjadi pada 16 Juni dini hari dan bisa disaksikan dari seluruh wilayah di Indonesia. Di Indonesia bagian barat, proses gerhana akan dimulai pukul 01.25 hingga 05.04 WIB. “Bulan akan mulai tertutup pukul 02.25 dan totalnya pada 03.14 WIB”, ujarnya.
Gerhana bulan total akan terjadi pada 16 Juni dini hari dan bisa disaksikan dari seluruh wilayah di Indonesia. Di Indonesia bagian barat, proses gerhana akan dimulai pukul 01.25 hingga 05.04 WIB. “Bulan akan mulai tertutup pukul 02.25 dan totalnya pada 03.14 WIB”, ujarnya.
SJAHRIR DI PANTAI
CATATAN PINGGIR GOENAWAN MOHAMAD
SAYA bayangkan Sjahrir di Banda Neira pagi itu, 1 Februari 1942. Kemarin tentara Jepang menyerbu Ambon. Beberapa jam sesudah itu bom meledak.
Saya bayangkan pagi itu, setelah sebuah pesawat MLD-Catalina berputar-putar di sekitar pulau. Berisiknya membangunkan penduduk, sebelum ia berhenti di pantai yang tenang. Ko-pilot pesawat, seorang opsir Belanda, turun dan menuju ke tempat Sjahrir dan Hatta tinggal. Kedua tahanan politik itu harus meninggalkan pulau cepat-cepat, pesannya. Hanya ada sekitar waktu satu jam untuk bersiap.
SAYA bayangkan Sjahrir di Banda Neira pagi itu, 1 Februari 1942. Kemarin tentara Jepang menyerbu Ambon. Beberapa jam sesudah itu bom meledak.
Saya bayangkan pagi itu, setelah sebuah pesawat MLD-Catalina berputar-putar di sekitar pulau. Berisiknya membangunkan penduduk, sebelum ia berhenti di pantai yang tenang. Ko-pilot pesawat, seorang opsir Belanda, turun dan menuju ke tempat Sjahrir dan Hatta tinggal. Kedua tahanan politik itu harus meninggalkan pulau cepat-cepat, pesannya. Hanya ada sekitar waktu satu jam untuk bersiap.
Senin, 06 Juni 2011
Julius Tahija Sang Legenda Penuh Warna
Akhir Juli 1942, 13 orang pasukan KNIL mendarat di Saumlaki, Pulau Yamdena, Kepulauan Tanimbar, Maluku Selatan. Pasukan binaan kolonial Belanda yang beranggotakan orang-orang Indonesia ini langsung siap siaga menunggu munculnya musuh.
Pada tanggal 30 Juli, pukul 04.00 waktu setempat, dua buah kapal perontok plus satu kapal biasa milik pasukan Jepang - musuh yang ditunggu itu - memasuki kawasan teluk Saumlaki.
Pada tanggal 30 Juli, pukul 04.00 waktu setempat, dua buah kapal perontok plus satu kapal biasa milik pasukan Jepang - musuh yang ditunggu itu - memasuki kawasan teluk Saumlaki.
BERBAGI PERAN DARI BAWAH TANAH
JACQUES de Kadt yang sedang santai di rumahnya terperangah. Seorang lelaki Indonesia berpakaian Barat masuk ke pekarangannya. Ketika itu Jepang baru tiba. Tak ada lagi sahabat dan kenalan Indonesianya yang mau mendekat, takut dikira Jepang kaki-tangan Belanda. Siapa lelaki ini?
Di beranda, lelaki itu memperkenalkan diri: Sjahrir. De Kadt segera ingat, ini mahasiswa Indonesia di Belanda, yang sepuluh tahun lalu sering berdiskusi dengannya soal politik. De Kadt adalah politikus Belanda yang "terjebak" di Bandung selama Perang Dunia II.
Di beranda, lelaki itu memperkenalkan diri: Sjahrir. De Kadt segera ingat, ini mahasiswa Indonesia di Belanda, yang sepuluh tahun lalu sering berdiskusi dengannya soal politik. De Kadt adalah politikus Belanda yang "terjebak" di Bandung selama Perang Dunia II.
Langganan:
Postingan (Atom)
