Tampilkan postingan dengan label Tafsir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tafsir. Tampilkan semua postingan

Selasa, 22 Desember 2015

Ayat-ayat Kawniyyah dalam Al-Quran


Al-Quran Al-Karim, yang terdiri atas 6.236 ayat itu,[121] menguraikan berbagai persoalan hidup dan kehidupan, antara lain menyangkut alam raya dan fenomenanya. Uraian-uraian sekitar persoalan tersebut sering disebut ayat-ayat kawniyyah. Tidak kurang dari 750 ayat yang secara tegas menguraikan hal-hal di atas.[122] Jumlah ini tidak termasuk ayat-ayat yang menyinggungnya secara tersirat.

Kamis, 17 September 2015

Mengajarkan Tafsir di Perguruan Tinggi

Dengan menyoroti pengajaran tafsir yang selama ini dikenal di Indonesia, yakni metode sorongan di pesantren dan metode muhadharah di perguruan tinggi, pemakalah*) menyentuh kelemahan-kelemahan pengajaran tafsir dewasa ini. Kelemahan-kelemahan dimaksud, bila disimpulkan secara sederhana, adalah bahwa kedua metode itu hanya mengantarkan peserta didik untuk menguasai produk tafsir, bukan ilmunya.**). Sementara itu, produk itu sendiri terbatas pada kitab tafsir yang dipilih oleh metode sorongan atau materi ayat-ayat dalam silabus yang dipilih oleh satuan pendidikan.

Senin, 01 Agustus 2011

Puasa sebagai Sebuah Cara Mendekatkan Diri kepada Tuhan

Ketika Adam dan istrinya masih di surga, Allah memperingatkan kepada mereka berdua: jangan dekati pohon ini (karena jika engkau dekati) maka engkau berdua akan termasuk orang-orang yang zalim (QS 7:19). Kata "ini" pada ayat tersebut memberikan kesan kedekatan Tuhan kepada Adam dan istrinya. Akan tetapi begitu mereka berdua memakan buah "pohon terlarang", Al-Quran menceriterakan bahwa Tuhan "menyeru" keduanya dan berfirman: Bukankah Aku telah melarang kamu berdua untuk mendekati pohon itu?

Rabu, 27 Juli 2011

MAKNA RAMADHAN

Ramadhan terambil dari akar kata yang berarti “membakar” atau “mengasah”. Ia dinamai demikian karena pada bulan ini dosa-dosa manusia pupus, habis terbakar, akibat kesadaran dan amal salehnya. Atau disebut demikian karena bulan tersebut dijadikan sebagai waktu untuk mengasah dan mengasuh jiwa manusia. Bulan Ramadhan juga diibaratkan sebagai tanah subur yang siap ditaburi benih-benih kebajikan. Semua orang dipersilakan untuk menabur, kemudian pada waktunya menuai hasil sesuai dengan benih yang ditanamnya. Bagi yang lalai, tanah garapannya hanya akan ditumbuhi rerumputan yang tidak berguna.

Senin, 25 Juli 2011

MARHABAN YA RAMADHAN

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Marhaban diartikan dengan “kata seru untuk menyambut atau menghormati tamu (yang berarti selamat datang)”. Ini sama dengan ahlan wa sahlan yang juga dalam kamus tersebut diartikan dengan “selamat datang”. Para ulama menggunakan kata marhaban untuk menyambut Ramadhan dan bukannya ahlan wa sahlan, karena ada perbedaan dalam artinya.

Rabu, 13 Juli 2011

Unduh Jurnal Studi Al-Quran Vol. 2 No. 2, 2007

Meski telah menjadi isu klasik, pendekatan sastra dan kebahasaan dalam menyelami kandungan al-Qur’ân tidak serta-merta menjadi basi. Ternyata, banyak sisi kesusastraan dan kebahasaan dalam al-Qur’ân yang belum terkaji secara intensif, bahkan mungkin belum tersentuh. Kajian itu dapat berupa ilmu dan keterampilan/seni yang lahir dari tradisi pembacaan al-Qur’ân. Sebut saja tradisi penghafalan al-Qur’ân yang sejak al-Qur’ân turun hingga hari ini (dan masa datang) tidak pernah mati, bahkan berkembang dengan pesat. Tahfizh ternyata tidak hanya sekadar mengulang-ulang hafalan, tetapi juga dibekali berbagai teknik dan metode yang telah teruji secara ilmiah.

Selasa, 12 Juli 2011

Unduh Jurnal Studi Al-Quran Vol. 2 No. 1, 2007

Tradisi tasawuf dalam Islam menyisakan banyak hal yang sangat berbeda dengan tradisi keilmuan dan praktik umat Islam. Jika tradisi keilmuan Islam lainnya selalu memunculkan dikotomi Sunni-Syi’ah, tradisi tasawuf relatif mereduksi dikotomi ini. Seorang Sufi misalnya jarang sekali diidentifikasi sebagai seorang Syiah atau Sunni. Selain itu, banyak Sufi yang belajar/mengajar, menjadi murid/guru dan menerima/memberi ijâzah tanpa mempersoalkan ke-Sunni-an atau ke-Syiah-an mereka. Namun, ketika para Sufi menulis tafsir al-Qur’ân, apakah ‘ketidakpedulian’ ini juga tampak dalam tradisi tafsir sufistik?

Senin, 11 Juli 2011

Unduh Jurnal Studi Al-Quran Vol. 1 No. 3, 2006

Bagaimana fenomena tafsir di Indonesia? Pertanyaan ini sangat menarik untuk ditelaah lebih jauh, tentunya dengan melibatkan beberapa dimensi penting tentangnya. Dalam konteks keindonesiaan, studi al-Qur’ân patut dipandang selaku bagian integral dari perkembangan Islam. Terkait dengan itu, banyak hal yang layak diketengahkan untuk mencermati perkembangan tafsir di negeri ini, semisal historisitas perkembangan, karya tafsir lokal, dimensi kontemporer, dan beberapa aspek lainnya. Semuanya merupakan elemen dasar yang patut dicermati untuk memotret fenomena tafsir di Nusantara. Terkait dengan itu, Jurnal Studi al-Qur’ân (JSQ) edisi III ini hadir dengan mengetengahkan beberapa tulisan tentang tafsir dan al-Qur’ân dalam konteks keindonesiaan.

Minggu, 10 Juli 2011

Unduh Jurnal Studi Al-Quran Vol. 1 No. 2, 2006

"Ayat-ayat al-Qur’ân bagaikan intan, setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dengan apa yang terpancar dari sudut-sudut lainnya, dan tidak mustahil jika kita menyilakan orang lain memandangnya, maka ia akan melihat banyak dibanding apa yang kita lihat”. Demikian kalimat indah yang diungkapkan Abdullah Darraz dalam bukunya an-Naba’ al-‘Azhîm yang di kutip Quraish Shihab dalam tafsirnya al-Misbâh. Ungkapan tersebut berkorelasi langsung dengan realitas sejarah umat manusia sejak al-Qur’ân diturunkan hingga zaman modern ini. Ketika al-Qur’ân diturunkan, respon masyarakat terbagi menjadi dua bagian. Ada yang menerima kebenarannya dan sebagian yang lain mendustakannya. Pada saat yang sama, kedua golongan ini pun berkembang menjadi beberapa bentuk dan karakter yang berbeda dari waktu ke waktu. Kelompok tersebut diabadikan al-Qur’ân dalam sejumlah ayat-ayatnya.

Sabtu, 09 Juli 2011

Unduh Jurnal Studi Al-Quran Vol. 1 No. 1, 2006

Membumikan al-Qur’ân merupakan keniscayaan. Sebagai Kitab Suci terakhir, al-Qur’ân harus menerobos perkembangan zaman, melintasi batas-batas geografis, dan menembus lapisan-lapisan budaya yang pluralistik, karena memang kandungannya selalu sejalan dengan kemaslahatan manusia. “Di mana terdapat kemaslahatan, di situ ditemukan tuntunan al-Qur’ân. Sebaliknya, di mana terdapat tuntunan al-Qur’ân, di situ terdapat kemaslahatan.”

Jumat, 08 Juli 2011

Tidak Ada Anjuran Meminta Maaf dalam Al-Quran!

Kata al-'afw terulang dalam Al-Quran sebanyak 34 kali. Kata ini pada mulanya berarti berlebihan, seperti firman-Nya:

Mereka bertanya kepadamu tentang hal yang mereka nafkahkan (kepada orang). Katakanlah, "al-'afw" (yang berlebih dari keperluan) (QS Al-Baqarah [2]: 219).

Kamis, 07 Juli 2011

AKHLAK

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Kata akhlak walaupun terambil dari bahasa Arab (yang biasa berartikan tabiat, perangai kebiasaan, bahkan agama), namun kata seperti itu tidak ditemukan dalam Al-Quran. Yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal kata tersebut yaitu khuluq yang tercantum dalam Al-Quran surat Al-Qalam ayat 4. Ayat tersebut dinilai sebagai konsiderans pengangkatan Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasul, Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung (QS Al-Qalam [68]: 4).

Rabu, 06 Juli 2011

PERKEMBANGAN METODOLOGI TAFSIR

Al-Quran adalah sumber ajaran Islam. Kitab Suci itu, menempati posisi sentral, bukan saja dalam perkembangan dan pengembangan ilmu-ilmu keislaman, tetapi juga merupakan inspirator, pemandu dan pemadu gerakan-gerakan umat Islam sepanjang empat belas abad sejarah pergerakan umat ini.[42]

Senin, 04 Juli 2011

Kebebasan Dan Pembatasan Dalam Tafsir

Al-Quran yang merupakan bukti kebenaran Nabi Muhammad saw, sekaligus petunjuk untuk umat manusia kapan dan di mana pun, memiliki pelbagai macam keistimewaan. Keistimewaan tersebut, antara lain, susunan bahasanya yang unik mempesonakan, dan pada saat yang sama mengandung makna-makna yang dapat dipahami oleh siapa pun yang memahami bahasanya, walaupun tentunya tingkat pemahaman mereka akan berbeda-beda akibat berbagai faktor.

Selasa, 21 Juni 2011

SEJARAH PERKEMBANGAN TAFSIR

Pada saat Al-Quran diturunkan, Rasul saw., yang berfungsi sebagai mubayyin (pemberi penjelasan), menjelaskan kepada sahabat-sahabatnya tentang arti dan kandungan Al-Quran, khususnya menyangkut ayat-ayat yang tidak dipahami atau samar artinya. Keadaan ini berlangsung sampai dengan wafatnya Rasul saw., walaupun harus diakui bahwa penjelasan tersebut tidak semua kita ketahui akibat tidak sampainya riwayat-riwayat tentangnya atau karena memang Rasul saw. sendiri tidak menjelaskan semua kandungan Al-Quran.

Rabu, 04 Mei 2011

AL-QUR'AN

Al-Qur’an yang secara harfiah berarti "bacaan sempurna" merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Qur'an Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia itu.

Tiada bacaan semacam Al-Quran yang dibaca oleh ratusan juta orang yang tidak mengerti artinya dan/atau tidak dapat menulis dengan aksaranya. Bahkan dihafal huruf demi huruf oleh orang dewasa, remaja, dan anak-anak.

Kamis, 03 Maret 2011

Hukuman Mati (Qishash) Menurut Al-Quran

Masyarakat Jahiliah memperlakukan para pembunuh bukan saja dengan membunuhnya, tetapi menuntut keadilan melebihi keadilan itu sendiri. Sehingga, si pembunuh bukan saja dibunuh, melainkan suku-suku kuat boleh jadi membunuh orang lain sebagai hukuman atas pembunuhan seseorang. Atau, paling tidak, membunuh seorang lelaki merdeka sebagai imbalan atas pembunuhan yang dilakukan seorang wanita atau hamba sahaya. Dalam konteks ini, turun ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan hukuman mati, antara lain firman-Nya:

JAWABAN QURAISH SHIHAB

  • Hukumnya puasa bagi pekerja kuli bangunan/pelabuhan, yang karena capek sering tidak puasa?
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...