Akhir Oktober lalu saya berkunjung ke tiga negara bekas negara bagian Uni Soviet, yaitu Azerbaijan, Kazakhtan, dan Rusia, atas undangan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) masing-masing.
Azerbaijan dan Kazakhtan mengundang saya untuk berbicara tentang konstitusi dan MK Indonesia di berbagai lembaga negara mereka seperti MK, MA, Kementerian Kehakiman, Kejaksaan Agung, Parlemen, dan Lembaga Ombudsman. Sementara itu, Rusia mengundang saya untuk berbicara tentang Judicial Review: Doctrine and Practices pada konferensi MK internasional dalam rangka peringatan ulang tahun ke-20 MK Rusia.
Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 26 November 2011
Selasa, 28 Juni 2011
KAWIN GELAP, POLIGAMI, NEGARA
Ditulis oleh: Emha Ainun Nadjib
Dalam buku: Kiai Bejo, Kiai Untung, Kiai Hoki
Banyak orang, baik yang bos atau bukan, baik pegawai negeri maupun bukan, melakukan kawin bawah tangan. Bahasa gamblangnya: kawin gelap. Bisa dalam konteks poligami sebagaimana Islam membuka peluang darurat untuk itu, maupun dalam arti gundik atau yang biasa disebut istri simpanan. Keduanya harus dilangsungkan secara gelap. Entah karena - bagi pegawai negeri - takut dipecat berdasarkan PP-10, maupun karena tak mungkin diizinkan istri di rumah.
Dalam buku: Kiai Bejo, Kiai Untung, Kiai Hoki
Banyak orang, baik yang bos atau bukan, baik pegawai negeri maupun bukan, melakukan kawin bawah tangan. Bahasa gamblangnya: kawin gelap. Bisa dalam konteks poligami sebagaimana Islam membuka peluang darurat untuk itu, maupun dalam arti gundik atau yang biasa disebut istri simpanan. Keduanya harus dilangsungkan secara gelap. Entah karena - bagi pegawai negeri - takut dipecat berdasarkan PP-10, maupun karena tak mungkin diizinkan istri di rumah.
Kamis, 05 Mei 2011
Mendaras Islam Progresif, Melampaui Islam Liberal
Oleh Airlangga Pribadi pada 04 Mei 2011 pukul 14:03
Pengajar Ilmu Politik FISIP Universitas Airlangga
Koordinator Serikat Dosen Progresif
Islam sebagai agama adalah sebuah risalah profetik yang tunggal, namun demikian tafsir manusia terhadap risalah yang satu ini dalam perjalanan historisnya di bumi manusia tidak pernah berbentuk tunggal. Kondisi hidup dari setiap kelompok dan kekuatan sosial ketika memaknai situasi yang ia hadapi selalu mempengaruhi bagaimana ia membangun pandangan hidup, sistem nilai dan basis legitimasi atas apa yang ia yakini. Seperti diuraikan dengan gamblang oleh intelektual Islam profetik asal Iran Ali Syari’ati (1985) ketika menulis tentang riwayat Abu Dzar al-Ghifari dalam And Once Again Abu Dzar menguraikan “Tidaklah cukup mengatakan kembali ke Islam. Kita harus uraikan secara spesifik. Islamnya Abu Dzar sebagai rakyat ataukah Marwan sang penguasa...Yang satu adalah Islam khalifah, istana, penguasa, sementara yang lain adalah Islamnya rakyat, yang tertindas dan miskin”.
Pengajar Ilmu Politik FISIP Universitas Airlangga
Koordinator Serikat Dosen Progresif
Islam sebagai agama adalah sebuah risalah profetik yang tunggal, namun demikian tafsir manusia terhadap risalah yang satu ini dalam perjalanan historisnya di bumi manusia tidak pernah berbentuk tunggal. Kondisi hidup dari setiap kelompok dan kekuatan sosial ketika memaknai situasi yang ia hadapi selalu mempengaruhi bagaimana ia membangun pandangan hidup, sistem nilai dan basis legitimasi atas apa yang ia yakini. Seperti diuraikan dengan gamblang oleh intelektual Islam profetik asal Iran Ali Syari’ati (1985) ketika menulis tentang riwayat Abu Dzar al-Ghifari dalam And Once Again Abu Dzar menguraikan “Tidaklah cukup mengatakan kembali ke Islam. Kita harus uraikan secara spesifik. Islamnya Abu Dzar sebagai rakyat ataukah Marwan sang penguasa...Yang satu adalah Islam khalifah, istana, penguasa, sementara yang lain adalah Islamnya rakyat, yang tertindas dan miskin”.
Senin, 02 Mei 2011
Kiai Kocar-Kacir
Ditulis oleh: Emha Ainun Nadjib
Seorang berbadan hitam dan berkumis dari Bangkalan, Madura, menemui saya di Jakarta, hanya untuk membawa satu pertanyaan. Betapa tak ekonomisnya dan tak produktifnya orang ini, jika dinilai dari ideologi ekonomi modern. Berapa biaya yang ia keluarkan untuk mengongkosi pertanyaan yang sangat tak luar biasa itu: ”Apa sesungguhnya arti beribadah kepada Tuhan?“
Seorang berbadan hitam dan berkumis dari Bangkalan, Madura, menemui saya di Jakarta, hanya untuk membawa satu pertanyaan. Betapa tak ekonomisnya dan tak produktifnya orang ini, jika dinilai dari ideologi ekonomi modern. Berapa biaya yang ia keluarkan untuk mengongkosi pertanyaan yang sangat tak luar biasa itu: ”Apa sesungguhnya arti beribadah kepada Tuhan?“
Rabu, 16 Maret 2011
CATATAN ATAS CATATAN
Ditulis Oleh: Yahya C Staquf
Tuhan memperingatkan, “Takutlah kalian pada bencana yang tidak hanya menimpa orang-orang zalim kalian saja.” Artinya, ada bencana “sapu bersih” yang melahap semua, tak peduli orang-orang saleh. Ini ancaman “baru”, mulai berlaku sejak kerasulan Musa AS. Sebelum itu, orang-orang saleh tidak pernah tidak diselamatkan. Ancaman baru itu berkaitan dengan suatu perintah baru. Sejak “paruh kedua” periode kerasulan Musa AS, yaitu setelah Firaun ditenggelamkan dan Musa beserta para pengikutnya diseberangkan dengan aman, Tuhan mewajibkan manusia untuk bertindak ketika terjadi kezaliman. Sebelum itu, Tuhan senantiasa “turun tangan sendiri”: penentang Nabi Nuh ditenggelamkan banjir, penentang Nabi Saleh ditelan bumi, penentang Nabi Luth diuruk batu, dan seterusnya, sampai dengan karamnya Firaun.
Minggu, 20 Februari 2011
Baca Gratis Buku Jejak Tinju Pak Kiai
Penulis: Emha Ainun Nadjib
Penerbit: Penerbit Buku Kompas, Jakarta
Cetakan: September 2008
Tebal: xiii + 240 halaman
Sabtu, 19 Februari 2011
KOK REPOT NGURUSIN INDONESIA?
03 Februari pukul 0:22 WITA, dalam rangka upaya bina-damai, di Forum Diskusi Debat Islam Kristen saya membuat topik baru: 33 Pertanyaan untuk Indonesia. Bagaimanakah reaksi kawan-kawan facebookers di sana? Berikut ini petikannya.
Sabtu, 05 Februari 2011
"Mulailah dari Dirimu Sendiri": Kisah Sesendok Madu
Ada sebuah kisah simbolik yang cukup menarik untuk kita simak. Kisah ini adalah kisah seorang raja dan sesendok madu. Alkisah, pada suatu ketika seorang raja ingin menguji kesadaran warga kotanya. Raja memerintahkan agar setiap orang, pada suatu malam yang telah ditetapkan, membawa sesendok madu untuk dituangkan dalam sebuah bejana yang telah disediakan di puncak bukit di tengah kota. Seluruh warga kota memahami benar perintah tersebut dan menyatakan kesediaan mereka untuk melaksanakannya.
Rabu, 02 Februari 2011
INDONESIA JANGAN SAMPAI BESAR
INDONESIA adalah bangsa besar. Tanda kebesarannya antara lain lapang jiwanya, sangat suka mengalah, tidak lapar kemenangan dan keunggulan atas bangsa lain, serta tidak tega melihat masyarakat lain kalah tingkat kegembiraannya dibanding dirinya.
TIDAK MENGERTI
Alangkah malang nasib bangsa yang sudah tidak mengerti nilai-nilai
Yang tidak mengerti, dan tidak mengerti bahwa ia tidak mengerti
Yang tidak mengerti, dan tidak mengerti dan tidak berupaya untuk mengerti
Sehingga ia melangkah ke sana ke mari dengan penuh percaya diri bahwa ia seolah-olah mengerti
Yang tidak mengerti, dan tidak mengerti bahwa ia tidak mengerti
Yang tidak mengerti, dan tidak mengerti dan tidak berupaya untuk mengerti
Sehingga ia melangkah ke sana ke mari dengan penuh percaya diri bahwa ia seolah-olah mengerti
33 PERTANYAAN UNTUK INDONESIA
- Akan lebih oke mana Indonesia jika SBY dipertahankan atau diganti saja?
- Benarkah, kemajuan, kesejahteraan, serta baik dan tidaknya bangsa ini terletak di tangan presiden?
- SBY ingin melayani rakyat Indonesia ataukah ingin terus berkuasa?
- Yang mana jalan, yang mana tujuan? Menjadi presiden adalah salah satu jalan untuk mengabdi kepada rakyat, ataukah mengabdi kepada rakyat adalah jalan siasat untuk menjadi presiden?
- Yang mana yang primer, yang mana sekunder? Yang primer pengabdiannya ataukah jabatan presidennya?
MENYORONG REMBULAN
”Lir-ilir tandure wus sumilir, tak ijo royo-royo, tak sengguh temanten anyar. Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi, lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodot-iro. Dodot-iro dodot-iro kumitir bedah ing pinggir, dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore. Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane, yo surako, surak iyyoo!”
***
***
Minggu, 23 Januari 2011
Unduh Buku Islamisasi Kerajaan Gowa
Islamisasi Kerajaan Gowa
Karya: Ahmad Sewang
Cetakan II, April 2005
Penerbit Yayasan Obor Indonesia
Ebook (djvu) by Lacarepa-BUGIS
Karya: Ahmad Sewang
Cetakan II, April 2005
Penerbit Yayasan Obor Indonesia
Ebook (djvu) by Lacarepa-BUGIS
UNDUH BUKU NU
Silakan klik pada masing-masing judul untuk mengunduh buku-buku NU berikut ini:
Abdurrahman Wahid - Ilusi Negara Islam
Abdurrahman Wahid - Islamku, Islam Anda, Islam Kita
Nurcholish Madjid - Bilik-Bilik Pesantren
Sahal Mahfudh - Nuansa Fiqh Sosial
Ahmad Baso - NU Studies
Gus Dur, NU dan Masyarakat Sipil
Memahami Gus Dur (Tabayun Lek Dur)
Metamorfosis NU Dan Politisasi Islam di Indonesia
Musykilat Dalam NU
Kritik Turas - Seputar Kritik Metodologi
NU dan Islam di Indonesia
NU dan Pancasila
NU dan Perkembangan Islam di Indonesia
NU: Tradisi, Relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru
NU: Traditional Islam and Modernity in Indonesia
Sejarah Perjalanan IPPNU
Abdurrahman Wahid - Ilusi Negara Islam
Abdurrahman Wahid - Islamku, Islam Anda, Islam Kita
Nurcholish Madjid - Bilik-Bilik Pesantren
Sahal Mahfudh - Nuansa Fiqh Sosial
Ahmad Baso - NU Studies
Gus Dur, NU dan Masyarakat Sipil
Memahami Gus Dur (Tabayun Lek Dur)
Metamorfosis NU Dan Politisasi Islam di Indonesia
Musykilat Dalam NU
Kritik Turas - Seputar Kritik Metodologi
NU dan Islam di Indonesia
NU dan Pancasila
NU dan Perkembangan Islam di Indonesia
NU: Tradisi, Relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru
NU: Traditional Islam and Modernity in Indonesia
Sejarah Perjalanan IPPNU
Jumat, 21 Januari 2011
Rekayasa Perubahan ala Tuhan
Ketika Tuhan mulai bosan melihat kezaliman Namruz dan kebodohan rakyatnya, Ia memutuskan untuk menciptakan perubahan melalui seorang rasul-Nya. Dengan alasan yang tidak dijelaskan, Tuhan memilih keluarga pencipta berhala untuk menjadi rumah tempat terlahirnya seorang calon pembaharu, penggerak aksi antiberhala.
Kamis, 20 Januari 2011
100 Ribu Dollar AS untuk Pengaruhi Generasi Muda Indonesia
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--WikiLeaks membeberkan satu dokumen dari Kedutaan Besar AS di Jakarta terkait langkah-langkah Kedubes AS mempengaruhi generasi muda di Indonesia.
Dalam dokumen bernomor UCLAS JAKARTA 000186, disebutkan Kedubes AS meminta dana 100 ribu dolar AS untuk meningkatkan pengaruh Kedubes AS ke generasi muda lewat jejaring sosial di internet.
Dalam dokumen bernomor UCLAS JAKARTA 000186, disebutkan Kedubes AS meminta dana 100 ribu dolar AS untuk meningkatkan pengaruh Kedubes AS ke generasi muda lewat jejaring sosial di internet.
Rabu, 19 Januari 2011
Selasa, 11 Januari 2011
TIDAK MENJADI INDONESIA
Setiap kali menjelang 17 Agustus, saya mendapati iklan peringatan kemerdekaan yang selalu sama. Anak-anak bermain layang-layang di pematang sawah, gadis-gadis dengan kemben dan sarung mencuci pakaian di sungai, serta petani dan nelayan dengan senyum semringah bekerja secara ikhlas. Lalu semuanya ditutup dengan kalimat mengenai semangat nasionalisme pada hari kemerdekaan. Saya tidak percaya semua anak di Indonesia riang gembira seperti yang saya lihat pada iklan itu. Ada banyak anak yang tidak bisa sekolah, terpaksa bekerja, menjadi korban pelecehan seksual, dan ada yang menjadi korban perdagangan anak. Kalau saja saya boleh memilih, barangkali saya akan menolak dilahirkan dan menjadi warga negara Indonesia. Tapi memang saya tidak bisa memilih untuk bisa dilahirkan di mana dan oleh siapa. Saya lahir dan besar di Banda Aceh. Saya cukup beruntung tinggal di ibu kota provinsi, yang pada masa konflik "hanya" mendengar suara ledakan bom dan kontak senjata dari belakang jendela kamar. Pada masa itu, di beberapa daerah banyak anak yang mengalami nasib lebih buruk daripada sekadar mendengar suara ledakan atau senapan.
Sabtu, 08 Januari 2011
Fleur Paumen, Pilih Islam dan Indonesia
REPUBLIKA.CO.ID, Fleur Paumen baru saja kembali dari perjalanan haji di tanah suci. "Kami melakukannya untuk Allah, jadi tidak boleh mengeluh," katanya. Delapan belas tahun lalu, tanpa paksaan Fleur memutuskan memeluk Islam dan bermukim di Indonesia. Pilihan yang tak dimengerti keluarga dan teman-temannya.
Kamis, 30 Desember 2010
HARGA DIRI AYAM
Emha Ainun Nadjib |
AYAM memang hewan atau binatang, tetapi tak sekadar hewan atau binatang, ia adalah juga ayam. Ia bahkan punya banyak identitas dan kemungkinan eksistensi yang lain.
Ayam juga makhluk dunia, warga dunia, bagian dari alam, peliharaan Pak Kardjo, temannya ayam lain, putra atau putrinya bapak ayam ibu ayam, penghuni kandang ayam pojok RT. Ayam adalah juga hewan, bukan bebek, bukan angsa, bukan burung, bukan anjing, bahkan bukan manusia. Identitas mana yang primer mana yang sekunder, itu soal cara pandang.
Langganan:
Postingan (Atom)