Tampilkan postingan dengan label Religi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Religi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 31 Desember 2016

Belajar pada Abdul Sattar Edhi [Catatan Sosial 2016]

Di penghujung 2016 ini, saya ingin mengajak Anda untuk bersama-sama belajar lebih banyak dari Abdul Sattar Edhi, pekerja sosial asal Pakistan, yang wafat 8 Juli 2016 lalu. Bagi saya, dia guru kemanusiaan terbesar tahun ini dan kita belum cukup memberi penghargaan kepadanya.

Sabtu, 26 November 2011

PANCASILA IDEOLOGI FITRAH

Akhir Oktober lalu saya berkunjung ke tiga negara bekas negara bagian Uni Soviet, yaitu Azerbaijan, Kazakhtan, dan Rusia, atas undangan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) masing-masing.

Azerbaijan dan Kazakhtan mengundang saya untuk berbicara tentang konstitusi dan MK Indonesia di berbagai lembaga negara mereka seperti MK, MA, Kementerian Kehakiman, Kejaksaan Agung, Parlemen, dan Lembaga Ombudsman. Sementara itu, Rusia mengundang saya untuk berbicara tentang Judicial Review: Doctrine and Practices pada konferensi MK internasional dalam rangka peringatan ulang tahun ke-20 MK Rusia.

Sabtu, 18 Juni 2011

ATHEIS (CAPING)

Agama akan tetap bertahan dalam hidup manusia, tapi layakkah ia dibela?

Christopher Hitchens baru-baru ini menarik perhatian ketika bukunya terbit dengan judul God Is Not Great: Religion Poisons Everything. Penulis Inggris ini—yang yakin bahwa Tuhan tidak akbar dan bahwa agama adalah racun—tak bersuara sendirian di awal abad ke-21 ini. Di tahun 2004 terbit The End of Faith, oleh Sam Harris, yang tahun lalu mempertegas posisinya dengan menyerang agama Kristen dalam Letter to a Christian Nation. Yang juga terkenal adalah karya Richard Dawkins, seorang pakar biologi, The God Delusion, yang mengutip satu kalimat pengarang lain: ”Bila seseorang menderita waham, gejala itu akan disebut gila. Bila banyak orang menderita waham, gejala itu akan disebut agama.”

Kamis, 05 Mei 2011

Ketika Anak Mulai Bertanya tentang Tuhan

Pertanyaan anak mengenai Tuhan biasanya cukup membingungkan orangtua untuk menjawabnya. Apalagi ketika pertanyaan itu berasal dari anak yang lebih besar yang sudah menuntut penjelasan logis dan meminta bukti. Bagi anak balita, keingintahuan tersebut belum memerlukan penjelasan serius sebab mereka belum mampu berpikir secara abstrak. Anak cuma meminta pertanyaannya ditanggapi. Maka ketika mereka bertanya tentang keberadaan Tuhan, orangtua dapat menjawabnya dengan menjelaskan bahwa karena Tuhan itu sangat sempurna, maka tidak ada contohnya.

Senin, 14 Februari 2011

RAGAM EKSPRESI BERAGAMA

Ditulis oleh Komaruddin Hidayat
Jumat, 11 Februari 2011 10:38

KEYAKINAN agama itu bersifat abstrak, tidak kelihatan (intangible), tetapi dampak atau bekas sebuah keyakinan beragama sangat nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Minggu, 13 Juli 2008

ATHEIS

KAKAK kami Suparman kini tinggal di Jakarta menjelang masa pensiun. Tapi ia tidak terikat. Karena ia mengelola sebuah perusahaan konsultan sendiri, dengan karyawan sekitar 50 orang. Ia adalah seorang arsitek lulusan ITB. Setelah lulus, ia melamar sebagai arsitek di sebuah perusahaan. Setelah mendapatkan pengalaman, ia mendirikan perusahaan sendiri bersama beberapa orang kawannya. Usahanya ini boleh dikatakan maju, berkat kegiatan pembangunan di Ibu Kota.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...