Tampilkan postingan dengan label Emha Ainun Nadjib. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Emha Ainun Nadjib. Tampilkan semua postingan

Selasa, 23 September 2014

Download Buku Catatan Komunitas Kenduri Cinta

Ebook ini berisi Kumpulan catatan Komunitas Kenduri Cinta. Di dalamnya banyak tulisan Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) dan orang-orang yang aktif berperan dalam Komunitas Kenduri Cinta dan Jamaah Maiyah Nusantara (Mocopat Syafaat, Padhangmbulan, Gambang Syafaat, Bangbang Wetan, dll).

Sabtu, 13 Agustus 2011

Nafsu Itu untuk Dilampiaskan Ataukah Dikendalikan?

PUASA itu melatih "tidak" karena kehidupan sehari-hari kita adalah melampiaskan "ya". Sekurang-kurangnya mengendalikan "ya". Mental manusia lebih berpihak pada "melampiaskan" dibanding "mengendalikan".

Rabu, 10 Agustus 2011

10 Ramadhan: Yaum Al-Marhamah (Hari Kasih Sayang Islam)

Sungguh saya serius dengan makna Hari Kasih Sayang Islam versi Rasulullah Muhammad SAW. Fathu Makkah, yang diabadikan dalam Al Qur’ãn sebagai Fathan Mubina, kemenangan yang nyata, terjadi pada Bulan Ramadhan, tepatnya pada tanggal 10 Ramadhan tahun ke-8 Hijriyah. Pasukan Islam dari Madinah merebut kembali kota Makkah. Diizinkan Allah memperoleh kemenangan besar. Ribuan tawanan musuh diberi amnesti massal.

Senin, 08 Agustus 2011

RENDRA DALAM MAKNA

Rendra yang kami cintai
Berpindah rumahnya
Dari penglihatan dan pengetahuan
Menuju rumah sejati abadi
Yang bernama makna, keyakinan dan cinta

Selasa, 28 Juni 2011

KAWIN GELAP, POLIGAMI, NEGARA

Ditulis oleh: Emha Ainun Nadjib
Dalam buku: Kiai Bejo, Kiai Untung, Kiai Hoki

Banyak orang, baik yang bos atau bukan, baik pegawai negeri maupun bukan, melakukan kawin bawah tangan. Bahasa gamblangnya: kawin gelap. Bisa dalam konteks poligami sebagaimana Islam membuka peluang darurat untuk itu, maupun dalam arti gundik atau yang biasa disebut istri simpanan. Keduanya harus dilangsungkan secara gelap. Entah karena - bagi pegawai negeri - takut dipecat berdasarkan PP-10, maupun karena tak mungkin diizinkan istri di rumah.

Senin, 02 Mei 2011

Kiai Kocar-Kacir

Ditulis oleh: Emha Ainun Nadjib

Seorang berbadan hitam dan berkumis dari Bangkalan, Madura, menemui saya di Jakarta, hanya untuk membawa satu pertanyaan. Betapa tak ekonomisnya dan tak produktifnya orang ini, jika dinilai dari ideologi ekonomi modern. Berapa biaya yang ia keluarkan untuk mengongkosi pertanyaan yang sangat tak luar biasa itu: ”Apa sesungguhnya arti beribadah kepada Tuhan?“

Jumat, 29 April 2011

Manusia Fiqh, Manusia Akhlaq, Manusia Taqwa

Oleh: Emha Ainun Nadjib

Kalau Anda sedang jalan, tiba-tiba menjumpai ada seorang anak tergeletak di pinggir jalan karena kelaparan, maka Anda tidak dipersalahkan oleh fiqh serta tidak ada pasal hukum formal negara manapun yang membuat Anda ditangkap polisi. Tapi menurut pandangan akhlaq agama atau moralitas sosial, Anda sungguh salah. Apalagi menurut mata pandang taqwa: Anda mungkin dikategorikan bukan manusia.

Minggu, 20 Februari 2011

GUSTI ALLAH TIDAK NDESO

Suatu kali Emha Ainun Nadjib ditodong pertanyaan beruntun:

"Cak Nun," kata sang penanya, "misalnya pada waktu bersamaan tiba-tiba sampeyan menghadapi tiga pilihan, yang harus dipilih salah satu: pergi ke masjid untuk shalat Jumat, mengantar pacar berenang, atau mengantar tukang becak miskin ke rumah sakit akibat tabrak lari, mana yang sampeyan pilih?"

Baca Gratis Buku Jejak Tinju Pak Kiai

Penulis: Emha Ainun Nadjib
Penerbit: Penerbit Buku Kompas, Jakarta
Cetakan: September 2008
Tebal: xiii + 240 halaman

Selasa, 15 Februari 2011

Senin, 14 Februari 2011

"ISLAMIC VALENTINE DAY"

EMHA AINUN NADJIB

JUDUL ini harus dikasih tanda petik di awal dan akhir, karena sesungguhnya itu istilah ngawur dari sudut apapun kecuali dari sisi iktikad baik tentang cinta kemanusiaan.

Rabu, 02 Februari 2011

INDONESIA JANGAN SAMPAI BESAR

INDONESIA adalah bangsa besar. Tanda kebesarannya antara lain lapang jiwanya, sangat suka mengalah, tidak lapar kemenangan dan keunggulan atas bangsa lain, serta tidak tega melihat masyarakat lain kalah tingkat kegembiraannya dibanding dirinya.

33 PERTANYAAN UNTUK INDONESIA

  1. Akan lebih oke mana Indonesia jika SBY dipertahankan atau diganti saja?
  2. Benarkah, kemajuan, kesejahteraan, serta baik dan tidaknya bangsa ini terletak di tangan presiden?
  3. SBY ingin melayani rakyat Indonesia ataukah ingin terus berkuasa?
  4. Yang mana jalan, yang mana tujuan? Menjadi presiden adalah salah satu jalan untuk mengabdi kepada rakyat, ataukah mengabdi kepada rakyat adalah jalan siasat untuk menjadi presiden?
  5. Yang mana yang primer, yang mana sekunder? Yang primer pengabdiannya ataukah jabatan presidennya?

MENYORONG REMBULAN

”Lir-ilir tandure wus sumilir, tak ijo royo-royo, tak sengguh temanten anyar. Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi, lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodot-iro. Dodot-iro dodot-iro kumitir bedah ing pinggir, dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore. Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane, yo surako, surak iyyoo!”

***

Sabtu, 08 Januari 2011

Raden Mas Cingpit alias Ashabul Kipit

Emha Ainun Nadjib

Perhitungan penyelenggara sekitar 5.000 orang hadir di konser Kiai Kanjeng di Stadion Titiwangsa Kuala Lumpur Malaysia. Tapi yang hadir hampir dua kali lipat, sehingga kepadatan dan jejalan penonton mengubah atmosfer psikologis dan budaya perilaku yang berlangsung.

Selasa, 04 Januari 2011

AYAT KURSI DI HALAMAN GEREJA

Emha Ainun Nadjib

TATKALA acara di halaman Gereja Pugeran Yogyakarta itu akan saya akhiri pas tengah malam, pekan kedua Agustus 2007, tiba-tiba gempa terasa. Panggung bergoyang. Semua hadirin di depan panggung mendadak berdiri dengan wajah cemas.

JEJAK TINJU PAK KIAI

Emha Ainun Nadjib

ANDAIPUN di seluruh Indonesia tak ada lagi koruptor di segala level dan lini, tak ada kejahatan, keserakahan, maksiat atau segala macam nilai kacau lainnya, tidak serta-merta bangsa kita akan menjadi selamat atau apalagi pasti mengalami kemajuan.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...