Di Kedai Tuak Martohap selalu ada beberapa orang lelaki—biasanya 4 sampai 5 orang—yang bercakap-cakap sambil minum tuak. Selalu ada cerita yang mereka percakapkan. Sesekali mereka tertawa terbahak-bahak. Karena mereka bercakap-cakap dengan suara tinggi, maka semua tamu di kedai tuak itu tahu apa yang sedang mereka tertawakan. Tapi ada pula cerita yang mereka percakapkan dengan suara rendah. Kalau bercakap-cakap seperti itu, mereka pasti menggeser gelas dan botol tuak masing-masing ke tengah meja agar dapat menyimak sambil melipat kedua tangan di atas meja.
Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan
Jumat, 24 Juni 2011
Selasa, 21 Juni 2011
RAHASIA TERPENDAM EYANG PUTRI
Oleh: Windy Widarani Habsari Widjaja
Sudah seminggu ini eyang putri bertingkah aneh. Eyang jadi suka berdiri di depan kaca, sebentar-sebentar melihat kaca atau membetulkan penampilannya. Entah itu sanggul, jarit, ataupun kebaya. Bahkan yang membuat kami sekeluarga lebih heran lagi, eyang putri sepertinya sedang hobi merias wajah.
Sudah seminggu ini eyang putri bertingkah aneh. Eyang jadi suka berdiri di depan kaca, sebentar-sebentar melihat kaca atau membetulkan penampilannya. Entah itu sanggul, jarit, ataupun kebaya. Bahkan yang membuat kami sekeluarga lebih heran lagi, eyang putri sepertinya sedang hobi merias wajah.
Jumat, 17 Juni 2011
Sepasang Mata untuk Cinta yang Buta
Cerpen Noor H. Dee
Dimuat dalam buku Sepasang Mata untuk Cinta yang Buta (Lingkar Pena Publishing House, 2008)
Seperti biasa, setiapkali aku datang, mereka selalu memintaku untuk bercerita. Kali ini mereka menyuruhku untuk membawakan sebuah cerita yang tidak masuk akal. Alasannya apa, aku tidak tahu.
“Ceritakanlah kepada kami tentang sesuatu yang tak dapat diterima oleh akal.” Begitu pinta mereka tadi.
Maka aku pun bercerita tentang Cinta yang buta.
Dimuat dalam buku Sepasang Mata untuk Cinta yang Buta (Lingkar Pena Publishing House, 2008)
Seperti biasa, setiapkali aku datang, mereka selalu memintaku untuk bercerita. Kali ini mereka menyuruhku untuk membawakan sebuah cerita yang tidak masuk akal. Alasannya apa, aku tidak tahu.
“Ceritakanlah kepada kami tentang sesuatu yang tak dapat diterima oleh akal.” Begitu pinta mereka tadi.
Maka aku pun bercerita tentang Cinta yang buta.
*
Kamis, 16 Juni 2011
BOHONG
Fahd Djibran
Kau pernah berbohong? Aku pernah. Bahkan mungkin sering. Bila kau tanyakan pada siapa aku pernah berbohong? Aku tak bisa mengingatnya lagi. Ingatan kita selalu pendek soal kealpaan, bukan? Dan kapankah aku pertama kali berbohong? Aku juga tak ingat kapan persisnya, tetapi itu kulakukan pada ibuku, di suatu sore yang membuat dadaku berdebar dan tubuhku gemetar.
Kau pernah berbohong? Aku pernah. Bahkan mungkin sering. Bila kau tanyakan pada siapa aku pernah berbohong? Aku tak bisa mengingatnya lagi. Ingatan kita selalu pendek soal kealpaan, bukan? Dan kapankah aku pertama kali berbohong? Aku juga tak ingat kapan persisnya, tetapi itu kulakukan pada ibuku, di suatu sore yang membuat dadaku berdebar dan tubuhku gemetar.
Senin, 04 April 2011
OKE, KITA PUTUS
Oleh: Florensius Marsudi
Sepuluh tahun pacaran. Selalu, kita merasa tidak cocok. Dan akhirnya kita sepakat, kita putus -pisah saja.
“Aku tidak menyesal Mas, ….atas keputusan ini”.
Selasa, 22 Februari 2011
Jumat, 11 Februari 2011
KARTA MENDUDA
Cerpen Mawardi
Masih ingatkah dirimu ketika kita bertemu di dalam Bus Ramayana? Ketika itu aku hendak pergi ke Jakarta dan dirimu sehabis liburan dari Jogja, kebetulan aku seorang diri begitupun dengan dirimu. Kita berkenalan kemudian saling tukar nomor HP. Hingga akhirnya kita saling kirim SMS. Kadang di kala rindu ini membuncah aku sertakan jiwa rinduku menemuimu di ujung kota Jakarta. Rindupun berangsur-angsur hilang setelah berbaur rinduku dan rindumu meskipun sesaat. Mengingat itu bibir ini hanya bisa mengulas senyum. Al-hamdulillah dengan keagungan Tuhan kita dipersatukan untuk membina rumah tangga. Tidak begitu lama kita berpacaran bukan? Cukup waktu satu tahun kita saling mengenal. Selama masa berpacaran serasa dunia ini milik kita berdua, yang lain ngontrak, padahal hidup di Jakarta kita ngontrak rumah. Tapi kamu bahagia kan sayang, hidup bersamaku meskipun abang hanya bisa menyediakan rumah kontrakan, yang itupun kontrakan di gang masuk?
Masih ingatkah dirimu ketika kita bertemu di dalam Bus Ramayana? Ketika itu aku hendak pergi ke Jakarta dan dirimu sehabis liburan dari Jogja, kebetulan aku seorang diri begitupun dengan dirimu. Kita berkenalan kemudian saling tukar nomor HP. Hingga akhirnya kita saling kirim SMS. Kadang di kala rindu ini membuncah aku sertakan jiwa rinduku menemuimu di ujung kota Jakarta. Rindupun berangsur-angsur hilang setelah berbaur rinduku dan rindumu meskipun sesaat. Mengingat itu bibir ini hanya bisa mengulas senyum. Al-hamdulillah dengan keagungan Tuhan kita dipersatukan untuk membina rumah tangga. Tidak begitu lama kita berpacaran bukan? Cukup waktu satu tahun kita saling mengenal. Selama masa berpacaran serasa dunia ini milik kita berdua, yang lain ngontrak, padahal hidup di Jakarta kita ngontrak rumah. Tapi kamu bahagia kan sayang, hidup bersamaku meskipun abang hanya bisa menyediakan rumah kontrakan, yang itupun kontrakan di gang masuk?
Senin, 24 Januari 2011
DUNIA
Lagi-lagi, kau sendirian di sini..
Ini semua karena dirimu bermain petak umpat dari kenyataan..
Apakah ini yang kau sebut dengan kesendirian? Apakah ini yang kau sebut dengan kebebasan?
Ketika dunia meninggalkanmu sendirian..?
Ini semua karena dirimu bermain petak umpat dari kenyataan..
Apakah ini yang kau sebut dengan kesendirian? Apakah ini yang kau sebut dengan kebebasan?
Ketika dunia meninggalkanmu sendirian..?
Minggu, 23 Januari 2011
SESUATU YANG KUSEBUT NODA
Selembar kain di genggamanku. Warnanya putih, sulamannya indah. Nyaris sempurna, jika saja tak ada noda mengganggu di salah satu sisinya, itupun jika boleh kusebut ia noda. Sesungguhnya yang kusebut noda itu tak membuat kain di genggamanku menjadi lebih buruk. Yang kusebut noda ini harusnya bisa saja diabaikan, dianggap sebagai bagian dari kain dalam genggamanku. Tapi entahlah, seindah-indahnya sesuatu yang kusebut noda itu, tetap saja ada yang terasa menggangguku jika kubiarkan ia di sana.
Sabtu, 22 Januari 2011
ANGIN DAN BUNGA RUMPUT
“Kau tidak merasa bosan menyapaku setiap hari?” Sekuntum bunga rumput bertanya pada angin yang bertiup semilir menggoyangkan kelopak dan daunnya. Sang angin semilir tertawa. Terus bergerak ke kiri, ke kanan, ke atas, ke bawah, kadang berputar.
Selasa, 04 Januari 2011
SEBUAH KOTAK BERNAMA AKUARIUM
"Tidakkah kau ingin merasakan kebebasan?" tanya Milo kepada Nemo. Kedua ikan itu lalu saling bertatapan. Apa itu kebebasan? Nemo berpikir dan merenungi hidupnya. Seluruh hidupnya dihabiskan di sini, di akuarium kecil ini. Sendirian. Pemiliknya memelihara ikan kecil. Tak ada yang salah dengan hidupnya. Pemiliknya tak pernah terlambat memberi makan. Akuariumnya tak pernah terlambat dibersihkan. Ia adalah raja di akuarium ini. Ia bisa bebas bermain sepanjang hari. Ia bisa bebas melakukan apa pun yang ia mau. Bebas.
Ini Adalah Surat Cintaku Padamu...!!!
Ini adalah surat cintaku padamu yang ke-213. Ingatkah kau apa kata pertama yang bisa kau ucapkan? Tak ada manusia yang mampu mengingatnya, mungkin karena mereka terlalu muda untuk mengingat kali pertama mereka bisa berbicara. Atau mungkin karena selama hidupnya,miliaran kata telah mengalir deras dari pasang bibir manusia. Ya, manusia mampu mengucap apa saja; sumpah serapah, rayuan, bahkan kata-kata canggih yang mereka sendiri tak tahu artinya.
Minggu, 13 Juli 2008
ATHEIS
KAKAK kami Suparman kini tinggal di Jakarta menjelang masa pensiun. Tapi ia tidak terikat. Karena ia mengelola sebuah perusahaan konsultan sendiri, dengan karyawan sekitar 50 orang. Ia adalah seorang arsitek lulusan ITB. Setelah lulus, ia melamar sebagai arsitek di sebuah perusahaan. Setelah mendapatkan pengalaman, ia mendirikan perusahaan sendiri bersama beberapa orang kawannya. Usahanya ini boleh dikatakan maju, berkat kegiatan pembangunan di Ibu Kota.
Langganan:
Postingan (Atom)