Ada peristiwa aneh yang jarang terjadi. Sabtu (4/6/2011) lalu, ada salju setebal 6 inci di Hawaii, tepatnya di puncak Mauna Kea, salah satu pulau gunung api di rangkaian wilayah Hawaii. Padahal, tahu sendiri, sekarang sedang musim panas.
Salju di puncak Mauna Kea pada bulan Juni termasuk di luar kebiasaan. Salju pernah didapati juga pada bulan Juli, Agustus, bahkan akhir Mei. "Salju pada bulan Juni ini baru pertama kali terjadi setelah sekitar 30 tahun," kata Ryan Lyman, ahli cuaca dari Mauna Kea Weather Center, kepada Life's Little Mysteries.
Sabtu, 18 Juni 2011
Megan Fox: Suami Saya Sungguh Emosional
Los Angeles, 18 Juni 2011 16:42
Suami aktris Megan Fox, Brian Austin Green, memiliki sifat sensitif dan emosional yang terbilang buruk. Pasangan itu kembali ke Hawaii untuk merayakan perayaan pertama pernikahannya. Mereka mengikat janji pada 2010.
"Saya tak berpikir bahwa saya telah mengalaminya hingga terjalinnya hubungan saya bersama Brian," Megan, mengungkapkan kesaksiannya sebagaimana dikutip Hollyscoop. "Ia sangat sensitif dan sangat emosional. Ia seorang yang berzodiak Cancer sehingga perasaannya sangat."
Suami aktris Megan Fox, Brian Austin Green, memiliki sifat sensitif dan emosional yang terbilang buruk. Pasangan itu kembali ke Hawaii untuk merayakan perayaan pertama pernikahannya. Mereka mengikat janji pada 2010.
"Saya tak berpikir bahwa saya telah mengalaminya hingga terjalinnya hubungan saya bersama Brian," Megan, mengungkapkan kesaksiannya sebagaimana dikutip Hollyscoop. "Ia sangat sensitif dan sangat emosional. Ia seorang yang berzodiak Cancer sehingga perasaannya sangat."
UNDUH NOVEL ATHEIS
Sinopsis
Roman Atheis adalah karya terpenting Achdiat K. Mihardja yang begitu kaya akan detail situasi, menceritakan tentang pergeseran nilai dalam masyarakat yang terus berubah dan efeknya bagi pribadi-pribadi yang terlibat.
Sebuah karya yang perlu untuk dibaca kembali oleh generasi muda masa kini. Selain melestarikan karya salah satu maestro sastra bangsa ini, roman ini juga tepat untuk menunjukkan contoh betapa berbahayanya lingkungan bagi mereka yang tidak berhati-hati dalam memahami kehidupan.
Roman Atheis adalah karya terpenting Achdiat K. Mihardja yang begitu kaya akan detail situasi, menceritakan tentang pergeseran nilai dalam masyarakat yang terus berubah dan efeknya bagi pribadi-pribadi yang terlibat.
Sebuah karya yang perlu untuk dibaca kembali oleh generasi muda masa kini. Selain melestarikan karya salah satu maestro sastra bangsa ini, roman ini juga tepat untuk menunjukkan contoh betapa berbahayanya lingkungan bagi mereka yang tidak berhati-hati dalam memahami kehidupan.
ATHEIS (CAPING)
Agama akan tetap bertahan dalam hidup manusia, tapi layakkah ia dibela?
Christopher Hitchens baru-baru ini menarik perhatian ketika bukunya terbit dengan judul God Is Not Great: Religion Poisons Everything. Penulis Inggris ini—yang yakin bahwa Tuhan tidak akbar dan bahwa agama adalah racun—tak bersuara sendirian di awal abad ke-21 ini. Di tahun 2004 terbit The End of Faith, oleh Sam Harris, yang tahun lalu mempertegas posisinya dengan menyerang agama Kristen dalam Letter to a Christian Nation. Yang juga terkenal adalah karya Richard Dawkins, seorang pakar biologi, The God Delusion, yang mengutip satu kalimat pengarang lain: ”Bila seseorang menderita waham, gejala itu akan disebut gila. Bila banyak orang menderita waham, gejala itu akan disebut agama.”
Christopher Hitchens baru-baru ini menarik perhatian ketika bukunya terbit dengan judul God Is Not Great: Religion Poisons Everything. Penulis Inggris ini—yang yakin bahwa Tuhan tidak akbar dan bahwa agama adalah racun—tak bersuara sendirian di awal abad ke-21 ini. Di tahun 2004 terbit The End of Faith, oleh Sam Harris, yang tahun lalu mempertegas posisinya dengan menyerang agama Kristen dalam Letter to a Christian Nation. Yang juga terkenal adalah karya Richard Dawkins, seorang pakar biologi, The God Delusion, yang mengutip satu kalimat pengarang lain: ”Bila seseorang menderita waham, gejala itu akan disebut gila. Bila banyak orang menderita waham, gejala itu akan disebut agama.”
Mengamalkan Hukum 80/20 Pareto demi Kebahagiaan
Jika ada satu hukum yang mengatur kebahagiaan dan prestasi dalam hidup di bumi ini, itulah Hukum 80/20.
Hukum 80/20 atau Hukum Pareto ditemukan tahun 1897 oleh seorang ekonom Italia bernama Vilfredo Pareto saat ia mencari pola kekayaan dan penghasilan di Inggris.
Yang dia temukan ialah bahwa 80 persen kekayaan dimiliki dan dinikmati oleh hanya 20 persen populasi. Ternyata bukan hanya di Inggris saja ini berlaku namun juga di berbagai negara dan untuk waktu kapanpun.
Hukum ini juga ternyata berlaku saat ini dan di semua aktivitas yang kita lakukan, baik itu bisnis atau pekerjaan kita.
Hukum 80/20 atau Hukum Pareto ditemukan tahun 1897 oleh seorang ekonom Italia bernama Vilfredo Pareto saat ia mencari pola kekayaan dan penghasilan di Inggris.
Yang dia temukan ialah bahwa 80 persen kekayaan dimiliki dan dinikmati oleh hanya 20 persen populasi. Ternyata bukan hanya di Inggris saja ini berlaku namun juga di berbagai negara dan untuk waktu kapanpun.
Hukum ini juga ternyata berlaku saat ini dan di semua aktivitas yang kita lakukan, baik itu bisnis atau pekerjaan kita.
Titi Sjuman Terpesona Skenario Cak Nun
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Mona Krisdinar
BANTUL - Titi Sjuman tengah terlibat dalam film Cahaya di atas Cahaya. Di film ini Titi mengaku terpesona dengan skenario besutan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun.
BANTUL - Titi Sjuman tengah terlibat dalam film Cahaya di atas Cahaya. Di film ini Titi mengaku terpesona dengan skenario besutan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun.
Jumat, 17 Juni 2011
Sepasang Mata untuk Cinta yang Buta
Cerpen Noor H. Dee
Dimuat dalam buku Sepasang Mata untuk Cinta yang Buta (Lingkar Pena Publishing House, 2008)
Seperti biasa, setiapkali aku datang, mereka selalu memintaku untuk bercerita. Kali ini mereka menyuruhku untuk membawakan sebuah cerita yang tidak masuk akal. Alasannya apa, aku tidak tahu.
“Ceritakanlah kepada kami tentang sesuatu yang tak dapat diterima oleh akal.” Begitu pinta mereka tadi.
Maka aku pun bercerita tentang Cinta yang buta.
Dimuat dalam buku Sepasang Mata untuk Cinta yang Buta (Lingkar Pena Publishing House, 2008)
Seperti biasa, setiapkali aku datang, mereka selalu memintaku untuk bercerita. Kali ini mereka menyuruhku untuk membawakan sebuah cerita yang tidak masuk akal. Alasannya apa, aku tidak tahu.
“Ceritakanlah kepada kami tentang sesuatu yang tak dapat diterima oleh akal.” Begitu pinta mereka tadi.
Maka aku pun bercerita tentang Cinta yang buta.
*
Kamis, 16 Juni 2011
IHWAL KEPALSUAN
Fahd Djibran
Penulis buku Yang Galau Yang Meracau: Curhat (Tuan) Setan (2011)
Kisah Al dan Ibunya, Siami, di Surabaya memang menampar kesadaran kita.
Lalu kita dibuat sadar bahwa kejujuran telah roboh dari bangunan kesadaran kolektif masyarakat kita. Bagaimana mungkin secara bersama-sama orang-orang dibuat membenci dan mengkhianati nilai yang selama ini kita yakini bersama sebagai sesuatu yang penting sekaligus sakral, kejujuran? Ah, kita tahu kejujuran memang teramat penting sekaligus sakral untuk diperjuangkan, ditegakkan kembali. Maka Al dan Siami seolah menjadi momentum yang tepat untuk mengembalikan kejujuran yang entah hilang ke mana. Mungkin inilah yang menggerakkan kita untuk membuat sebuah gerakan sosial dalam rangka mengembalikan nilai luhur kejujuran.
Penulis buku Yang Galau Yang Meracau: Curhat (Tuan) Setan (2011)
Kisah Al dan Ibunya, Siami, di Surabaya memang menampar kesadaran kita.
Lalu kita dibuat sadar bahwa kejujuran telah roboh dari bangunan kesadaran kolektif masyarakat kita. Bagaimana mungkin secara bersama-sama orang-orang dibuat membenci dan mengkhianati nilai yang selama ini kita yakini bersama sebagai sesuatu yang penting sekaligus sakral, kejujuran? Ah, kita tahu kejujuran memang teramat penting sekaligus sakral untuk diperjuangkan, ditegakkan kembali. Maka Al dan Siami seolah menjadi momentum yang tepat untuk mengembalikan kejujuran yang entah hilang ke mana. Mungkin inilah yang menggerakkan kita untuk membuat sebuah gerakan sosial dalam rangka mengembalikan nilai luhur kejujuran.
YANG GALAU YANG MERACAU
Fahd Djibran
Percayalah, kadang-kadang menjadi galau itu perlu! Seperti menemukan bak mandi yang kotor dan dipenuhi lumut, kemudian kita merasa tidak nyaman dan ingin membersihkannya—menjernihkannya. Bedanya, saat galau, yang keruh dan perlu dibersihkan adalah kolam hati dan kolam pikiran kita. Itulah yang membuat kita tidak nyaman, gelisah, khawatir, bahkan putus asa. Dalam situasi-situasi seperti itu, mungkin kita perlu saat-saat sendiri: Melihat ke dalam diri, berbicara dengan diri sendiri…
Percayalah, kadang-kadang menjadi galau itu perlu! Seperti menemukan bak mandi yang kotor dan dipenuhi lumut, kemudian kita merasa tidak nyaman dan ingin membersihkannya—menjernihkannya. Bedanya, saat galau, yang keruh dan perlu dibersihkan adalah kolam hati dan kolam pikiran kita. Itulah yang membuat kita tidak nyaman, gelisah, khawatir, bahkan putus asa. Dalam situasi-situasi seperti itu, mungkin kita perlu saat-saat sendiri: Melihat ke dalam diri, berbicara dengan diri sendiri…
BOHONG
Fahd Djibran
Kau pernah berbohong? Aku pernah. Bahkan mungkin sering. Bila kau tanyakan pada siapa aku pernah berbohong? Aku tak bisa mengingatnya lagi. Ingatan kita selalu pendek soal kealpaan, bukan? Dan kapankah aku pertama kali berbohong? Aku juga tak ingat kapan persisnya, tetapi itu kulakukan pada ibuku, di suatu sore yang membuat dadaku berdebar dan tubuhku gemetar.
Kau pernah berbohong? Aku pernah. Bahkan mungkin sering. Bila kau tanyakan pada siapa aku pernah berbohong? Aku tak bisa mengingatnya lagi. Ingatan kita selalu pendek soal kealpaan, bukan? Dan kapankah aku pertama kali berbohong? Aku juga tak ingat kapan persisnya, tetapi itu kulakukan pada ibuku, di suatu sore yang membuat dadaku berdebar dan tubuhku gemetar.
Langganan:
Postingan (Atom)