Anda merasa sudah cermat berbahasa? Hmm... Mari kita uji dengan tes yang satu ini! Jika Anda dapat memecahkan soal ini dalam 10 menit, apalagi kurang dari itu, berarti Anda telah terbukti peka dan cermat berbahasa Indonesia.
Apakah maksud dari kalimat di bawah ini?
Sabtu, 12 Februari 2011
Hari Valentine, Hari Eksploitasi Cowok
Oleh: Profesor Cinta
Bukan! Prof bukan ingin membahas tentang sejarah hari Valentine, makna hari tersebut, indahnya saat kencan dengan si dia, dandanan kencan Valentine kamu, atau apa yang harus kamu lakukan untuk merebut hati si dia. Yang ingin Prof soroti adalah ketidakadilan terhadap cowok sebagai akibat dari keinginan cewek untuk diberikan perlakuan spesial. Kalau kamu cowok yang sudah punya pacar atau sedang mengejar si dia, silakan rayakan hari Valentine sebagai hari kamu menjadi objek eksploitasi cewek. Sebenarnya posisi cowok sebagai objek eksploitasi seperti ini bukan hanya terjadi pada hari Valentine, tetapi hari Valentine jelas-jelas membuat cewek-cewek pada umumnya merasa lebih berhak untuk menuntut sesuatu dari cowok-cowoknya.
Bukan! Prof bukan ingin membahas tentang sejarah hari Valentine, makna hari tersebut, indahnya saat kencan dengan si dia, dandanan kencan Valentine kamu, atau apa yang harus kamu lakukan untuk merebut hati si dia. Yang ingin Prof soroti adalah ketidakadilan terhadap cowok sebagai akibat dari keinginan cewek untuk diberikan perlakuan spesial. Kalau kamu cowok yang sudah punya pacar atau sedang mengejar si dia, silakan rayakan hari Valentine sebagai hari kamu menjadi objek eksploitasi cewek. Sebenarnya posisi cowok sebagai objek eksploitasi seperti ini bukan hanya terjadi pada hari Valentine, tetapi hari Valentine jelas-jelas membuat cewek-cewek pada umumnya merasa lebih berhak untuk menuntut sesuatu dari cowok-cowoknya.
UNIVERSITAS CAK NUN II
MENGUAP
Aku pernah bertanya kepada temanku yang juga aktif di Mocopat Syafaat. “Pernahkah engkau mendapati Cak Nun menguap?” ia menggelengkan kepala. Sepanjang perjumpaanku dengan beliau, tak secleretanpun aku melihat dia menguap. Tidak menguap, atau sedikit menguap, bagiku hal yang istimewa bagi manusia biasa (al-basyar). Kalau aku merasakan tubuh ini lelah, kurang tidur, biasanya dalam beberapa menit bisa menguap beberapa kali.
Aku pernah bertanya kepada temanku yang juga aktif di Mocopat Syafaat. “Pernahkah engkau mendapati Cak Nun menguap?” ia menggelengkan kepala. Sepanjang perjumpaanku dengan beliau, tak secleretanpun aku melihat dia menguap. Tidak menguap, atau sedikit menguap, bagiku hal yang istimewa bagi manusia biasa (al-basyar). Kalau aku merasakan tubuh ini lelah, kurang tidur, biasanya dalam beberapa menit bisa menguap beberapa kali.
Jumat, 11 Februari 2011
KARTA MENDUDA
Cerpen Mawardi
Masih ingatkah dirimu ketika kita bertemu di dalam Bus Ramayana? Ketika itu aku hendak pergi ke Jakarta dan dirimu sehabis liburan dari Jogja, kebetulan aku seorang diri begitupun dengan dirimu. Kita berkenalan kemudian saling tukar nomor HP. Hingga akhirnya kita saling kirim SMS. Kadang di kala rindu ini membuncah aku sertakan jiwa rinduku menemuimu di ujung kota Jakarta. Rindupun berangsur-angsur hilang setelah berbaur rinduku dan rindumu meskipun sesaat. Mengingat itu bibir ini hanya bisa mengulas senyum. Al-hamdulillah dengan keagungan Tuhan kita dipersatukan untuk membina rumah tangga. Tidak begitu lama kita berpacaran bukan? Cukup waktu satu tahun kita saling mengenal. Selama masa berpacaran serasa dunia ini milik kita berdua, yang lain ngontrak, padahal hidup di Jakarta kita ngontrak rumah. Tapi kamu bahagia kan sayang, hidup bersamaku meskipun abang hanya bisa menyediakan rumah kontrakan, yang itupun kontrakan di gang masuk?
Masih ingatkah dirimu ketika kita bertemu di dalam Bus Ramayana? Ketika itu aku hendak pergi ke Jakarta dan dirimu sehabis liburan dari Jogja, kebetulan aku seorang diri begitupun dengan dirimu. Kita berkenalan kemudian saling tukar nomor HP. Hingga akhirnya kita saling kirim SMS. Kadang di kala rindu ini membuncah aku sertakan jiwa rinduku menemuimu di ujung kota Jakarta. Rindupun berangsur-angsur hilang setelah berbaur rinduku dan rindumu meskipun sesaat. Mengingat itu bibir ini hanya bisa mengulas senyum. Al-hamdulillah dengan keagungan Tuhan kita dipersatukan untuk membina rumah tangga. Tidak begitu lama kita berpacaran bukan? Cukup waktu satu tahun kita saling mengenal. Selama masa berpacaran serasa dunia ini milik kita berdua, yang lain ngontrak, padahal hidup di Jakarta kita ngontrak rumah. Tapi kamu bahagia kan sayang, hidup bersamaku meskipun abang hanya bisa menyediakan rumah kontrakan, yang itupun kontrakan di gang masuk?
Kamis, 10 Februari 2011
PELUKIS MERUPAKAN CELENG
Penulis: Nirwan Dewanto
Datang pada penghujung sebuah pesta kecil ulang tahun, seorang perempuan kulit putih berkata, "Maaf, saya terlambat karena saya harus meniduri bayi saya." Saya tahu, sudah bertahun-tahun ia berbahasa Indonesia.
Datang pada penghujung sebuah pesta kecil ulang tahun, seorang perempuan kulit putih berkata, "Maaf, saya terlambat karena saya harus meniduri bayi saya." Saya tahu, sudah bertahun-tahun ia berbahasa Indonesia.
SURAT TERAKHIR PAPA
"Teringat masa kecilku, kau peluk dan kau manja.....”
Setiap kudengar lagu itu, selalu aku menerawang jauh saat aku masih kecil... Ingat bagaimana ayahku dulu memanjakanku.... Kini aku berada di sebuah situasi yang benar-benar menjadi tempat yang penuh penyesalan. Penyesalan akan semua yang belum pernah aku lakukan pada orang tua yang aku sayangi. Aku memegang sebuah surat dari ayahku, sebuah surat yang khusus ditulis untukku.
Setiap kudengar lagu itu, selalu aku menerawang jauh saat aku masih kecil... Ingat bagaimana ayahku dulu memanjakanku.... Kini aku berada di sebuah situasi yang benar-benar menjadi tempat yang penuh penyesalan. Penyesalan akan semua yang belum pernah aku lakukan pada orang tua yang aku sayangi. Aku memegang sebuah surat dari ayahku, sebuah surat yang khusus ditulis untukku.
Baca Gratis Wawasan Al-Quran
Pokok-Pokok Keimanan
Kebutuhan Pokok Manusia dan Soal-Soal Muamalah
Manusia dan Masyarakat
Aspek-Aspek Kegiatan Manusia
Soal-Soal Penting Umat
Kebutuhan Pokok Manusia dan Soal-Soal Muamalah
Manusia dan Masyarakat
Aspek-Aspek Kegiatan Manusia
Soal-Soal Penting Umat
Hoegeng: Kisah "Polisi Baik" dalam Kekuasaan Otoriter
Oleh: Rum Aly*
SETIAP berbicara mengenai bagaimana seharusnya model polisi yang ideal, orang akan menunjuk seorang tokoh: Hoegeng Iman Santoso. Sejauh ini, tak pernah ada yang menyangkal. Tetapi, barangkali Hoegeng Iman Santoso itu seorang ‘polisi baik’ yang berada di zaman yang ‘salah’.
SETIAP berbicara mengenai bagaimana seharusnya model polisi yang ideal, orang akan menunjuk seorang tokoh: Hoegeng Iman Santoso. Sejauh ini, tak pernah ada yang menyangkal. Tetapi, barangkali Hoegeng Iman Santoso itu seorang ‘polisi baik’ yang berada di zaman yang ‘salah’.
SANG ORATOR DI SENJA MASA
HARI terasa sangat panjang di Istana Bogor, 6 Oktober 1965. Sebelum saya benar-benar terbangun pada Rabu pagi itu, Hardono, satu di antara staf keamanan Menteri Negara Nyoto, mengetuk pintu kamar kos saya di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, yang hanya terpisah satu rumah dari Mess Perwira Tjakrabirawa, tempat tinggal Letnan Kolonel Untung, "pemimpin" Gerakan 30 September.
Langganan:
Postingan (Atom)