Kamis, 10 Februari 2011

SURAT TERAKHIR PAPA

"Teringat masa kecilku, kau peluk dan kau manja.....”

Setiap kudengar lagu itu, selalu aku menerawang jauh saat aku masih kecil... Ingat bagaimana ayahku dulu memanjakanku.... Kini aku berada di sebuah situasi yang benar-benar menjadi tempat yang penuh penyesalan. Penyesalan akan semua yang belum pernah aku lakukan pada orang tua yang aku sayangi. Aku memegang sebuah surat dari ayahku, sebuah surat yang khusus ditulis untukku.

Begini isinya:

Saat kau berumur 1 tahun, papa menyuapi dan memandikanmu.
Kau tetap saja menangis sepanjang malam.

Saat kau berumur 2 tahun, papa mengajarimu bagaimana cara berjalan.
Kau malah kabur saat papa memanggilmu.

Saat kau berumur 3 tahun, papa memasakkan semua makananmu dengan kasih sayang.
Malah kau buang piring berisi makanan ke lantai.

Saat kau berumur 4 tahun, papa memberimu pensil berwarna.
Hasilnya, kau coret-coret dinding rumah dan meja makan.

Saat kau berumur 5 tahun, papa membelikanmu pakaian-pakaian yang mahal dan indah.
Sayang, kau memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah.

Saat kau berumur 6 tahun, papa mengantarmu pergi ke sekolah.
Tapi, kau berteriak. “NGGAK MAU!!"

Saat kau berumur 7 tahun, papa membelikanmu bola.
Namun, kau lemparkan bola ke jendela tetangga.

Saat kau berumur 8 tahun, papa memberimu es krim.
Akibatnya, kau tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu.

Saat kau berumur 9 tahun, papa membayar mahal untuk kursus pianomu.
Balasannya, kau sering bolos dan sama sekali tidak pernah berlatih.

Saat kau berumur 10 tahun, papa mengantarmu ke mana saja, dari kolam renang hingga pesta ulang tahun temanmu. Pamrihnya, kau melompat keluar mobil tanpa memberi salam.

Saat kau berumur 11 tahun, papa mengantar kau dan teman-temanmu ke bioskop.
Kau minta dia duduk di baris lain

Saat kau berumur 12 tahun, papa melarangmu untuk melihat acara TV khusus orang dewasa. Kau tunggu papa sampai keluar tidur.

Saat kau berumur 13 tahun, papa menyarankanmu untuk memotong rambut, karena sudah waktunya.
Kau katakan papa tidak tahu mode.

Saat kau berumur 14 tahun, papa membayar biaya untuk kempingmu selama sebulan liburan.
Kau tak pernah menelepon papa...

Saat kau berumur 15 tahun, pulang kerja ingin memelukmu.
Sayang, kau kunci pintu kamarmu.

Saat kau berumur 16 tahun, papa ajari kau mengemudi mobil.
Kau pakai mobil papa setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingan papa.

Saat kau berumur 17 tahun, papa sedang menunggu telepon yang penting.
Namun, kau pakai telepon nonstop semalaman.

Saat kau berumur 18 tahun, papa menangis terharu ketika kau lulus SMA
Kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.

Saat kau berumur 19 tahun, papa membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama.
Kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.

Saat kau berumur 20 tahun, papa bertanya, "Dari mana saja seharian ini?"
Kau jawab, "Ah Papa cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!"

Saat kau berumur 21 tahun, papa menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan.
Kau katakan, “Aku tidak ingin seperti Papa."

Saat kau berumur 22 tahun, papa memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi.
Hasilnya, kau tanya papa kapan kau bisa ke Bali.

Saat kau berumur 23 tahun, papa membelikanmu 1 set furnitur untuk rumah barumu.
Kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furnitur itu.

Saat kau berumur 24 tahun, papa bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan.
Kau mengeluh, "Aduuh, bagaimana Papa ini, kok bertanya seperti itu?"

Saat kau berumur 25 tahun, papa membantumu membiayai pernikahanmu.
Kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Saat kau berumur 30 tahun, papa memberikan beberapa nasihat bagaimana merawat bayimu.
Kau berkata, "Pa, sekarang jamannya sudah berbeda!"

Saat kau berumur 40 tahun, papa menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat.
Kau jawab, "Pa, saya sibuk sekali, nggak ada waktu.”

Saat kau berumur 50 tahun, papa sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu.
Kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.

Tapi dari semua itu, papa tak pernah benci padamu. Banyak alasan kenapa kamu berbuat seperti itu. Nak, jagalah keluargamu, rawatlah anak-anakmu, jangan sampai keluargamu kekurangan, seperti apa yang pernah kau rasakan. Tuhan selalu besertamu anakku.

====================

Itulah pesan terakhir papaku.... Dan setelah beliau meninggal, baru aku sadar akan semua ini... Sebuah penyesalan yang akan tertanam dalam hidupku... Selamanya....

====================

Teddy Ryuji Kawazoe

..........TERKAIT..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...