Tampilkan postingan dengan label Al-Quran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Al-Quran. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 Juli 2011

Unduh Jurnal Studi Al-Quran Vol. 1 No. 2, 2006

"Ayat-ayat al-Qur’ân bagaikan intan, setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dengan apa yang terpancar dari sudut-sudut lainnya, dan tidak mustahil jika kita menyilakan orang lain memandangnya, maka ia akan melihat banyak dibanding apa yang kita lihat”. Demikian kalimat indah yang diungkapkan Abdullah Darraz dalam bukunya an-Naba’ al-‘Azhîm yang di kutip Quraish Shihab dalam tafsirnya al-Misbâh. Ungkapan tersebut berkorelasi langsung dengan realitas sejarah umat manusia sejak al-Qur’ân diturunkan hingga zaman modern ini. Ketika al-Qur’ân diturunkan, respon masyarakat terbagi menjadi dua bagian. Ada yang menerima kebenarannya dan sebagian yang lain mendustakannya. Pada saat yang sama, kedua golongan ini pun berkembang menjadi beberapa bentuk dan karakter yang berbeda dari waktu ke waktu. Kelompok tersebut diabadikan al-Qur’ân dalam sejumlah ayat-ayatnya.

Sabtu, 09 Juli 2011

Unduh Jurnal Studi Al-Quran Vol. 1 No. 1, 2006

Membumikan al-Qur’ân merupakan keniscayaan. Sebagai Kitab Suci terakhir, al-Qur’ân harus menerobos perkembangan zaman, melintasi batas-batas geografis, dan menembus lapisan-lapisan budaya yang pluralistik, karena memang kandungannya selalu sejalan dengan kemaslahatan manusia. “Di mana terdapat kemaslahatan, di situ ditemukan tuntunan al-Qur’ân. Sebaliknya, di mana terdapat tuntunan al-Qur’ân, di situ terdapat kemaslahatan.”

Kamis, 07 Juli 2011

AKHLAK

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Kata akhlak walaupun terambil dari bahasa Arab (yang biasa berartikan tabiat, perangai kebiasaan, bahkan agama), namun kata seperti itu tidak ditemukan dalam Al-Quran. Yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal kata tersebut yaitu khuluq yang tercantum dalam Al-Quran surat Al-Qalam ayat 4. Ayat tersebut dinilai sebagai konsiderans pengangkatan Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasul, Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung (QS Al-Qalam [68]: 4).

HUBUNGAN HADITS DENGAN AL-QURAN

Al-hadits didefinisikan oleh pada umumnya ulama --seperti definisi Al-Sunnah-- sebagai "Segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Muhammad saw., baik ucapan, perbuatan dan taqrir (ketetapan), maupun sifat fisik dan psikis, baik sebelum beliau menjadi nabi maupun sesudahnya." Ulama ushul fiqh, membatasi pengertian hadis hanya pada "ucapan-ucapan Nabi Muhammad saw. yang berkaitan dengan hukum"; sedangkan bila mencakup pula perbuatan dan taqrir beliau yang berkaitan dengan hukum, maka ketiga hal ini mereka namai Al-Sunnah. Pengertian hadis seperti yang dikemukakan oleh ulama ushul tersebut, dapat dikatakan sebagai bagian dari wahyu Allah SWT yang tidak berbeda dari segi kewajiban menaatinya dengan ketetapan-ketetapan hukum yang bersumber dari wahyu Al-Quran.

METODE TAFSIR TEMATIK

Disepakati oleh para ulama, kecuali beberapa gelintir di antara mereka, bahwa mukjizat utama Al-Quran yang diperhadapkan kepada masyarakat yang ditemui Rasul adalah dari segi bahasa dan sastranya yang mengungguli sastra bahasa yang dikenal masyarakat Arab ketika itu. Hal ini mempunyai pengaruh yang tidak kecil terhadap metode penafsiran Al-Quran. Jika kita telusuri tafsir-tafsir Al-Quran sejak masa Muhammad bin Jarir Al-Thabari (251-310 H) sampai kepada masa Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935 M), kita akan menemui ciri utama yang menghimpun kitab-kitab tafsir tersebut adalah analisis redaksi. Agaknya hal ini merupakan salah satu usaha untuk meletakkan dasar-dasar ilmiah bagi pemahaman umat Islam terhadap kemukjizatan tersebut, setelah ketinggian nilai sastranya tidak lagi dipahami secara instink-fitri (alamiah) oleh orang-orang Arab sekalipun. Ini akhirnya menimbulkan pendapat bahwa redaksi Al-Quran bukanlah sesuatu yang luar biasa, seperti teori Al-Shirfah[108] yang dikemukakan oleh Al-Nazam (w. 835 H). Tetapi harus diakui bahwa usaha-usaha ulama untuk menafsirkan Al-Quran dengan metode analisis-redaksi tersebut, bahkan dengan metode komparasi yang kemudian dikembangkan Abu Bakar Al-Baqillani (w. 403 H) dalam rangka kemukjizatannya, juga tidak dapat bertahan lama setelah semakin mundurnya penguasaan sastra dan kaidah-kaidah bahasa orang Arab sendiri.

PENAFSIRAN ILMIAH AL-QURAN

Al-Quran Al-Karim, yang merupakan sumber utama ajaran Islam, berfungsi sebagai "Petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya" (QS 17:9) demi kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Petunjuk-petunjuk tersebut banyak yang bersifat umum dan global, sehingga penjelasan dan penjabarannya dibebankan kepada Nabi Muhammad saw. (QS 16:44; 4:105, dan sebagainya).

UNDUH ISLAM DAN PLURALISME

Islam dan Pluralisme; Akhlak Al-Quran Menyikapi Perbedaan
Penulis: Jalaluddin Rakhmat
Cetakan: II November 2006
Penerbit: Serambi Ilmu Semesta
Ebook (djvu) by Lacarepa-BUGIS

TAFSIR DAN MODERNISASI

Al-Quran memperkenalkan dirinya antara lain sebagai hudan li al-nas dan sebagai Kitab yang diturunkan agar manusia keluar dari kegelapan menuju terang benderang (QS 014:001). Salah satu ayatnya menjelaskan bahwa manusia tadinya merupakan satu kesatuan (ummatan wahidah), tetapi sebagai akibat lajunya pertumbuhan penduduk serta pesatnya perkembangan masyarakat, maka timbullah persoalan-persoalan baru yang menimbulkan perselisihan dan silang pendapat. Sejak itu, Allah mengutus nabi-nabi dan menurunkan Kitab Suci, agar mereka --melalui Kitab Suci tersebut-- dapat menyelesaikan perselisihan mereka serta menemukan jalan keluar bagi penyelesaian problem-problem mereka (QS 002:213).

Rabu, 06 Juli 2011

PERKEMBANGAN METODOLOGI TAFSIR

Al-Quran adalah sumber ajaran Islam. Kitab Suci itu, menempati posisi sentral, bukan saja dalam perkembangan dan pengembangan ilmu-ilmu keislaman, tetapi juga merupakan inspirator, pemandu dan pemadu gerakan-gerakan umat Islam sepanjang empat belas abad sejarah pergerakan umat ini.[42]

Senin, 04 Juli 2011

Kebebasan Dan Pembatasan Dalam Tafsir

Al-Quran yang merupakan bukti kebenaran Nabi Muhammad saw, sekaligus petunjuk untuk umat manusia kapan dan di mana pun, memiliki pelbagai macam keistimewaan. Keistimewaan tersebut, antara lain, susunan bahasanya yang unik mempesonakan, dan pada saat yang sama mengandung makna-makna yang dapat dipahami oleh siapa pun yang memahami bahasanya, walaupun tentunya tingkat pemahaman mereka akan berbeda-beda akibat berbagai faktor.

AL-QURAN, ILMU, DAN FILSAFAT MANUSIA

Al-Quran Al-Karim dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu dan filsafat manusia, dapat disimpulkan mengandung tiga hal pokok:

Pertama, tujuan.

HIKMAH AYAT ILMIAH AL-QURAN

Ada sekian kebenaran ilmiah yang dipaparkan oleh Al-Quran, tetapi tujuan pemaparan ayat-ayat tersebut adalah untuk menunjukkan kebesaran Tuhan dan ke-Esa-an-Nya, serta mendorong manusia seluruhnya untuk mengadakan observasi dan penelitian demi lebih menguatkan iman dan kepercayaan kepada-Nya. Mengenai hal ini, Mahmud Syaltut mengatakan dalam tafsirnya: "Sesungguhnya Tuhan tidak menurunkan Al-Quran untuk menjadi satu kitab yang menerangkan kepada manusia mengenai teori-teori ilmiah, problem-problem seni serta aneka warna pengetahuan."[16]

Jumat, 01 Juli 2011

Diskusi Facebook tentang Poligami

Akhmad Sahal
Muhammad Abduh saat jadi mufti agung di Mesir pernah berfatwa agar poligami dilarang. Abduh adalah pencetus Salafisme awal (bukan Salafisme Wahabi), yang menyerukan kembali ke esensi Islam sejati, yakni Islam yang rasional dan modern. Baginya, poligami zaman sekarang merendahkan perempuan dan hanya didasari syahwat, dus tidak bersandar pada asas keadilan ala Al-Qur'an. Karena itu, kata Abduh, stop poligami !!!!

Minggu, 26 Juni 2011

MAKNA ISRA' DAN MI'RAJ

Perjalanan Nabi Muhammad saw. dari Makkah ke Bayt Al-Maqdis, kemudian naik ke Sidrat Al-Muntaha, bahkan melampauinya, serta kembalinya ke Makkah dalam waktu sangat singkat, merupakan tantangan terbesar sesudah Al-Quran yang disodorkan oleh Tuhan kepada umat manusia. Peristiwa ini membuktikan bahwa 'llm dan Qudrat Tuhan meliputi dan menjangkau, bahkan mengatasi, segala yang finite (terbatas) dan infinite (tak terbatas) tanpa terbatas waktu atau ruang.

Jumat, 24 Juni 2011

Selasa, 21 Juni 2011

BENARKAH POLIGAMI SUNNAH?

Faqihuddin Abdul Kodir

UNGKAPAN "poligami itu sunnah" sering digunakan sebagai pembenaran poligami. Namun, berlindung pada pernyataan itu, sebenarnya bentuk lain dari pengalihan tanggung jawab atas tuntutan untuk berlaku adil karena pada kenyataannya, sebagaimana ditegaskan Al Quran, berlaku adil sangat sulit dilakukan (An-Nisa: 129).

SEJARAH PERKEMBANGAN TAFSIR

Pada saat Al-Quran diturunkan, Rasul saw., yang berfungsi sebagai mubayyin (pemberi penjelasan), menjelaskan kepada sahabat-sahabatnya tentang arti dan kandungan Al-Quran, khususnya menyangkut ayat-ayat yang tidak dipahami atau samar artinya. Keadaan ini berlangsung sampai dengan wafatnya Rasul saw., walaupun harus diakui bahwa penjelasan tersebut tidak semua kita ketahui akibat tidak sampainya riwayat-riwayat tentangnya atau karena memang Rasul saw. sendiri tidak menjelaskan semua kandungan Al-Quran.

Rabu, 15 Juni 2011

Refleksi Mualaf Lucy Bushill-Matthews: Kita Tak Bisa Memaksa Orang untuk Masuk atau Keluar dari Islam

LONDON - Lucy Bushill-Matthews, Muslimah mualaf dan ibu dari tiga orang anak, membawa khazanah baru dalam dunia Islam. Ia wanita berpendidikan, dan gemar menulis. Beberapa tulisannya dibukukan, yang terbaru tentang hal-hal keseharian menjadi Muslimah, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Lentera Hati menjadi "AKU SEORANG MUSLIMAH MUALLAF: Kisah Lucu dan Sedih Menjadi Muslimah di Tanah Eropa".

Kepada Majalah Wanita Emel, dia menuliskan refleksinya tentang pilihan berIslam. Berikut ini buah pikirannya:

Minggu, 12 Juni 2011

Bagaimana Membaca Al-Qur'ãn?

Tanya
  1. Tertib urutan surat dan ayat Alquran yang kita baca sekarang ini adalah hasil susunan Muhammad berdasarkan taufik dari Allah. Dan kita membacanya dari Al-Fãtihah–An-Nãs seperti membaca sebuah pembahasan yang melompat dari satu topik ke topik lainnya. Maka kemudian ada yang membacanya dengan pendekatan tematik, ada pula yang membacanya sesuai dengan urutan nuzulnya. Pertanyaan saya: Ada maksud apa kitab Al-Qur’ãn yang ada saat sekarang ini tersusun tidak seperti urutan nuzulnya?

Rabu, 04 Mei 2011

AL-QUR'AN

Al-Qur’an yang secara harfiah berarti "bacaan sempurna" merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Qur'an Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia itu.

Tiada bacaan semacam Al-Quran yang dibaca oleh ratusan juta orang yang tidak mengerti artinya dan/atau tidak dapat menulis dengan aksaranya. Bahkan dihafal huruf demi huruf oleh orang dewasa, remaja, dan anak-anak.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...