Tampilkan postingan dengan label Cersil. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cersil. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 03 Desember 2011

Kisah Klan Otori: Brilliance of the Moon (Buku Ketiga - Tamat)

Itu suara Kubo Makoto yang kini sudah menjadi sahabat karibku. Aku berlari ke benteng kayu dan memanjat tangga ke pos jaga. Makoto memberi isyarat ke lubang pengintai. Melalui celah lubang kayu, dapat kulihat empat orang berkuda. Setelah memaksa kuda mendaki bukit; sekarang mereka menyentak kuda tunggangannya untuk berhenti. Mereka bersenjata lengkap dan hiasan bulu lambang Otori terlihat jelas di topi baja mereka. Sesaat aku mengira mereka utusan Ichiro. Kemudian pandanganku tertuju pada keranjang anyam yang diikat di salah satu pelana. Hatiku langsung membeku. Aku dapat menduga isi keranjang itu, hanya saja terlalu mudah.

Jumat, 25 November 2011

Kisah Klan Otori: Grass for His Pillow (Buku Kedua)

PENGANTAR

PERISTIWA dalam buku kedua ini terjadi setelah kematian Lord Otori Shigeru di kastil Tohan di Inuyama. Pemimpin Klan Tohan, Iida Sadamu, telah dibunuh dalam usaha balas dendam yang dilakukan anak angkat Shigeru, Otori Takeo, atau begitulah yang diyakini oleh orang banyak. Sedangkan penggulingan Tohan dilakukan Arai Daiichi, seorang bangsawan Klan Seishuu dari Kumamoto, yang memanfaatkan chaos setelah kejatuhan Inuyama untuk menguasai Tiga Negara. Arai berharap dapat membentuk persekutuan dengan Takeo dan berencana menikahkan pemuda itu dengan Shirakawa Kaede yang kini menjadi pewaris Klan Maruyama dan Klan Shirakawa.

Selasa, 15 November 2011

Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor (Buku Pertama)

IBUKU selalu mengancam akan mencabik-cabik aku menjadi delapan bila aku menjatuhkan ember, atau aku pura-pura tidak mendengar panggilannya untuk segera pulang saat hari telah senja dan teriakan jangkrik kian meninggi. Suara ibuku yang berat dan galak bergema di bukit yang sunyi ini. "Ke mana saja anak celaka itu? Akan kucabik-cabik dia bila kembali."

Sabtu, 12 November 2011

Cersil Samurai: Jembatan Musim Gugur

Lady Shizuka tidak berubah sedikit pun selama bertahun-tahun sejak Lord Kiyori mengenalnya. Kulitnya sehalus porselen paling berkualitas dari Dinasti Ming, dengan kepucatan sempurna seorang wanita istana dari kamar dalam. Tak terkerutkan oleh berlalunya waktu, tak terusakkan oleh paparan sinar matahari dan penderitaan, tanpa tanda-tanda yang mengungkapkan perbuatan, pemikiran, atau perasaan tak patut. Mata Shizuka, ketika tidak sedang mengamati Kiyori—dengan malu-malu atau dengan sengaja atau dengan memperdayakan, tergantung keadaan—menerawang jauh, dengan ekspresi seolah-olah sedang menantikan kejutan menyenangkan yang akan segera terjadi, sebuah ekspresi yang diperkuat oleh alisnya yang tinggi dan sangat rapi, bagaikan semut beriring. Rambutnya tidak ditata bergaya modem dengan segala kerumitan lipatan, gelungan, sasakan, dan aksesorinya, tetapi hanya dibelah dua dan diikat longgar dengan pita biru menjadi ekor kuda di bahunya, dan dari sana rambutnya tergerai di punggung hingga ke lantai., hitam bersinar dan anggun. Gaunnya, dari sutra tipis mengkilap dengan tekstur kontras, juga bermodel klasik, longgar di tubuh dan berlapis-lapis dengan nuansa biru, lengkap dari cerahnya biru danau di gunung tinggi hingga biru gelap langit malam. Lady Shizuka adalah gambaran tepat seorang putri dari zaman Heian. Sebuah zaman, dia mengingatkan diri sendiri, yang sudah lewat berabad-abad lalu. Salah satu zaman keemasan kuno di Jepang pada sekitar abad ke-8 hingga abad ke-11 Masehi, saat perdamaian dan keamanan sangat dijamin oleh penguasa saat itu, Dinasti Heian.

Rabu, 09 November 2011

Cersil Samurai: Kastel Awan Burung Gereja

Salju pada musim semi mungkin perumpamaan yang terlalu jauh, bahkan untuk sekadar metafora. Heiko tumbuh di sebuah desa nelayan di sa Domain. Kesenangan bermain di bawah matahari saat kanak-kanak tidak bisa sepenuhnya terhapus. Pipinya tetap berbintik meski sedikit. Sedangkan, salju musim semi tidak berbintik. Namun, tetap ada sinar bulan yang bisa menutupinya. Lelaki itu bersikeras bahwa Heiko punya wajah yang bersinar bak rembulan. Lagi pula siapa dirinya, yang berani menentang dan tidak setuju dengan lelaki itu?

Senin, 31 Oktober 2011

CERITA SILAT "TANAH WARISAN"

Serial bersambung Tanah Warisan karya SH Mintardja ini diambil dari situs Kedaulatan Rakyat (http://www.kr.co.id/) (07-08-2001 - 02-06-2002).

Sekilas cerita:

Selasa, 25 Oktober 2011

Cerita Silat Kho Ping Hoo (Rajawali Emas)

PEGUNUNGAN Lu-liang-san terkenal sebagai gunung yang indah dan subur, terutama sekali hal ini disebabkan oleh Sungai Kuning yang mengalir di antara pegunungan ini. Banyak terdapat hutan-hutan lebat dan bagian-bagian yang amat indah penuh dengan pohon-pohon berbuah dan tanaman berbunga. Hutan-hutan ini sebagian besar masih merupakan hutan liar yang aseli, belum terjamah tangan dan terinjak kaki manusia. Oleh karena itu, penghuni aseli hutan-hutan |itu, binatang-binatang besar kecil berkembang biak amat suburnya sehingga daerah Pegunungan Lu-liang-san terkenal sebagai tempat yang amat baik akan tetapi juga amat berbahaya bagi para pemburu.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...