Angka bunuh diri di negeri jiran ini menunjukkan tren meningkat. Yang terakhir dan cukup menghebohkan negeri itu, adalah bunuh diri seorang janda yang ditinggal mati suaminya. Peh Li Ling "sukses" mengakhiri hidupnya sebelum upaya yang sama tahun sebelumnya berhasil digagalkan.
Beberapa hari sebelum memutuskan bunuh diri, tak ada yang berubah dalam diri Peh. Bahkan dia menunjukkan semangat hidup yang membaik, dengan berencana ikut kelas yoga dan memulai bisnis.
Namun, orang di sekelililngnya telat menyadari. Pertama, orang yang berada di ambang bunuh diri memang menjadi lebih tenang, kata psikolog. "Pada sejumlah kasus, mereka terlihat normal, bahkan seringkali tampak kalem dan gembira. Sikap ini muncul karena mereka telah menemukan solusi, yaitu mengakhiri hidupnya," kata Alex Su, konsultan senior dan pimpinan Departemen Psikiatri Umum di Institute of Mental Health (IMH).
Peh Li Ling menyalakan dupa untuk mendiang suaminya, sebelum akhirnya mengakhiri hidupnya
|
Hal itu diamini Chia Boon Hock, psikiatri yang pernah melakukan studi bunuh diri di Singapura. Justru karena mereka tak menunjukkan tanda-tanda yang aneh, keluarganya pun tak bertindak apa-apa. Di saat mereka ini lengahlah, bunuh diri dilakukan.
Red: Siwi Tri Puji B
Sumber: The Straits Times
..........TERKAIT..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar