Jumat, 06 Mei 2011

BELAJAR APA DI SANTIAGO BERNABEU?

JAKARTA — Seorang WNI di Spanyol mengirim beberapa foto ke redaksi Kompas. Dia berjumpa dengan rombongan anggota DPR yang tengah mengantre tiket tur keliling Stadion Santiago Bernabeu milik klub sepak bola Spanyol, Real Madrid. Rombongan anggota Dewan yang ditemui warga negara Indonesia itu adalah rombongan Komisi X yang tengah melakukan kunjungan kerja. Komisi X merupakan komisi yang membidangi olahraga, pendidikan, dan pariwisata. Apa yang dipelajari para anggota Dewan di stadion tersebut?

Pemimpin gerombolan Komisi X, Rully Chairul Azwar, mengatakan bahwa Spanyol dipilih karena saat ini menjadi kiblat kemajuan olahraga. "Spanyol itu terkenal karena sepak bola juara, sepeda juara, dan basket juara. Jadi, kami melihat, mereka unggul dan bisa mengelola olahraga menjadi industri. Ada iklim kompetisi yang dibangun sehingga tiap-tiap klub itu bersaing untuk meraih kemenangan," kata Rully saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/5/2011) malam.

Jadi, apakah yang diperoleh dengan tur berkeliling stadion? Rully mengatakan, hal yang dipelajari adalah bagaimana Spanyol bisa memadukan olahraga dan industri pariwisata.

"Jadi, bisa menjual stadion, industri menjual stadion. Bayangkan, harga per tiket pertandingan dapat dijual 500 euro atau sekitar Rp 9 juta. Kami tidak nonton. Namun, tingginya harga tiket tersebut menunjukkan betapa perhatian orang di sana luar biasa terhadap sepak bola. Tur stadion ini juga menunjukkan betapa Spanyol bisa mengelola stadion menjadi obyek wisata," papar politisi Partai Golkar ini.

Mengikuti tur stadion, sambung Rully, pengunjung menyaksikan semua hal yang berhubungan dengan El Real. "Daya tampung stadion itu hanya 70.000 orang, tetapi ketika dikelola menjadi obyek wisata, satu hari bisa mendatangkan 5.000 turis. Pengunjung disajikan dokumentasi lengkap, ruang pelatih, dan bagaimana me-manage klub, itu luar biasa. Mereka bisa mengelolanya menjadi industri besar," kata dia.

Saat ditanya apakah hal-hal yang didapatkan di Spanyol realistis untuk diterapkan di Indonesia, Rully mengatakan, "Semua arahnya ke sana."

Tidak Bertemu Pengelola Stadion

Tapi, Rully mengakui, ketika tur stadion tersebut, gerombolan Dewan tak bertemu dengan pengelola stadion. Menurut dia, pengajuan pertemuan dilakukan tiga minggu sebelum keberangkatan.

"Karenanya, kami tidak bisa bertemu. Katanya, kalau mau bertemu, paling tidak diajukan tiga bulan sebelumnya. Tetapi, kami bertanya dengan petugas yang ada di stadion," kata Wakil Ketua Komisi X ini.

Hasil kunjungan kerja itu, dia berjanji, akan dijelaskan dalam bentuk laporan lengkap. "Jadi, jangan dipolemikkan. Ini bukan jalan-jalan. Banyak yang bisa dikembangkan, khususnya pariwisata dan olahraga," tandasnya.

Sumber: KOMPAS.com

..........TERKAIT..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...