Keindahan alam yang belum terjamah tangan manusia memang merupakan keindahan aseli. Apalagi di musim semi di waktu pohon-pohon penuh daun, sedangkan di musim rontok saja terdapat keindahan aseli yang menggerakkan hati setiap orang yang dapat menghargai keindahan alam yang aseli. Lihatlah daun-daun yang melayang-layang turun, rontok dari tangkainya. Melayang-layang bebas lepas seakan-akan kupu-kupu bercanda menimbulkan suara gemerisik yang tiada hentinya. Daun-daun kering merontok dengan rela untuk memberi kesempatan berseminya daun-daun baru yang akan menggantikan kedudukannya. Daun-daun kering merontok untuk membusuk dan menjadi pupuk bagi daun-daun baru. Rontok dan semi, hilang yang tua muncul yang baru. Di dunia ini mana yang tidak terlewat oleh hukum alam ini? Yang tua lenyap untuk memberi tempat bagi yang muda, yang muda akhirnya pun tua dan lenyap untuk mengulang sejarah yang lalu.
Gemerisik daun-daun kering rontok melayang turun diselingi suara air Sungai Huang Ho yang tidak penuh airnya, Air bermain dengan batu-batu, berdendang lagu bahagia tak kunjung henti. Suara daun kering rontok dan air sungai berdendang merupakan perpaduan suara yang amat indah, kadang-kadang diramaikan suara burung di pohon dan sekali-kali terdengar raungan binatang buas dari dalam semak-semak belukar.
Silakan klik di sini untuk mengunduh cerita selengkapnya. Selamat menikmati dan teruslah berbagi.
..........TERKAIT..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar