Al-Quran mengintroduksikan dirinya sebagai "pemberi petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus" (QS 17:19). Petunjuk-petunjuknya bertujuan memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi manusia, baik secara pribadi maupun kelompok, dan karena itu ditemukan petunjuk-petunjuk bagi manusia dalam kedua bentuk tersebut. Rasulullah saw., yang dalam hal ini bertindak sebagai penerima Al-Quran, bertugas untuk menyampaikan petunjuk-petunjuk terebut, menyucikan dan mengajarkan manusia (QS 67:2). Menyucikan dapat diidentikkan dengan mendidik, sedangkan mengajar tidak lain kecuali mengisi benak anak didik dengan pengetahuan yang berkaitan dengan alam metafisika serta fisika.[1]
Jumat, 14 Agustus 2015
Senin, 13 Juli 2015
Falsafah Dasar Iqra'
Iqra' atau perintah membaca adalah kata pertama dari wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. Kata ini sedemikian pentingnya sehingga diulang diulang dua kali dalam rangkaian wahyu pertama. Mungkin mengherankan bahwa perintah tersebut ditujukan pertama kali kepada seseorang yang tidak pernah membaca suatu kitab sebelum turunnya Al-Quran (QS 29:48) bahkan seorang yang tidak pandai membaca suatu tulisan sampai akhir hayatnya. Namun, keheranan ini akan sirna jika disadari arti iqra' dan disadari pula bahwa perintah ini tidak diturunkan kepada pribadi Nabi Muhammad saw. semata-mata, tetapi juga untuk umat manusia sepanjang sejarah kemanusiaan, karena realisasi perintah tersebut merupakan kunci pembuka jalan kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi.
Jumat, 01 Mei 2015
Seni dan Budaya Islam Bagaikan Matahari
Budaya bangsa yang bernafaskan Islam menjadi ciri Festival Istiqlal yang pernah diselenggarakan di Indonesia. "Budaya" secara sempit dapat dipahami sebagai "seni", dan dapat pula dipahami secara luas sehingga mencakup segala aktivitas dari budi daya manusia serta seluruh pengetahuan dan pengalamannya yang menjadi pedoman tingkah laku manusia.
Rabu, 01 April 2015
Cendekiawan Muslim
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "cendekia" antara lain diartikan sebagai "cepat mengerti situasi dan pandai mencari jalan keluar", sedangkan "cendekiawan" artinya adalah "orang yang terus-menerus meningkatkan kemampuan berpikirnya untuk dapat mengetahui atau memahami sesuatu".
Sabtu, 14 Maret 2015
Sajak Sebotol Bir
Menenggak bir sebotol,
Menatap dunia,
Dan melihat orang-orang kelaparan.
Membakar dupa,
Menciumi bumi,
Dan mendengar derap huru-hara.
Menatap dunia,
Dan melihat orang-orang kelaparan.
Membakar dupa,
Menciumi bumi,
Dan mendengar derap huru-hara.
Minggu, 15 Februari 2015
Kebahagiaan Bermurah Hati
Tidak mudah memang, berbagi dengan orang lain, apalagi ketika kita merasa kurang. Harta yang sudah kita dapatkan dengan susah payah, rasanya sayang bila harus dibagi dengan orang lain. Bukankah itu hasil kerja keras kita, sehingga kita yang paling berhak untuk menikmatinya? Masih banyak keperluan dan keinginan yang hendak kita penuhi. Rasanya tidak rela bila harus mengurangi jatah kita untuk kepentingan orang lain.
Selasa, 28 Oktober 2014
AIDS: Pelanggaran Atas Fitrah
Dewasa ini banyak peristiwa yang dapat membuktikan salah satu istilah keagamaan yang tidak cukup populer, yaitu 'uqubat al-fithrah (hukuman atas pelanggaran fitrah). Fithrah berarti "asal kejadian", "jati diri", atau "naluri manusia". Adapun fitrah manusia sangat beragam dan bertingkat-tingkat, salah satunya adalah agama (QS 30: 30).
Kamis, 23 Oktober 2014
Memahami Datangnya Bencana Alam
Apakah bencana alam itu merupakan kehendak Tuhan? Kalau demikian, di mana rahmat kasih sayangnya? Ataukah bencana itu di luar kehendak-Nya? Kalau begitu, adakah yang terjadi di luar kehendaknya?
Kamis, 16 Oktober 2014
Ihwal Iklan
Anda tentu pernah melihat kucing yang sedang marah. Ia bagaikan meniup dirinya sehingga tubuhnya terlihat lebih besar. Hasil tiupan itu adalah tipuan belaka, namun boleh jadi itu dapat ditolerir karena ia sedang menghadapi musuh atau mempertahankan eksistensinya.
Sabtu, 11 Oktober 2014
Menguji Kebenaran Sebuah Berita
Informasi merupakan kebutuhan manusia, bukan saja pada abad modern ini, tetapi sejak manusia tercipta. Hal ini disebabkan, antara lain, oleh adanya naluri ingin tahu yang menghiasi makhluk manusia.
Adam a.s. terperdaya oleh rayuan Iblis melalui naluri ingin tahunya: Hai Adam, maukah Aku tunjukkan pohon kekekalan dan kekuasaan abadi? (QS 20: 120).
Adam a.s. terperdaya oleh rayuan Iblis melalui naluri ingin tahunya: Hai Adam, maukah Aku tunjukkan pohon kekekalan dan kekuasaan abadi? (QS 20: 120).
Langganan:
Postingan (Atom)