Oleh
Airlangga Pribadi pada 04 Mei 2011 pukul 14:03
Pengajar Ilmu Politik FISIP Universitas Airlangga
Koordinator Serikat Dosen Progresif
Islam sebagai agama adalah sebuah risalah profetik yang tunggal, namun demikian tafsir manusia terhadap risalah yang satu ini dalam perjalanan historisnya di bumi manusia tidak pernah berbentuk tunggal. Kondisi hidup dari setiap kelompok dan kekuatan sosial ketika memaknai situasi yang ia hadapi selalu mempengaruhi bagaimana ia membangun pandangan hidup, sistem nilai dan basis legitimasi atas apa yang ia yakini. Seperti diuraikan dengan gamblang oleh intelektual Islam profetik asal Iran Ali Syari’ati (1985) ketika menulis tentang riwayat Abu Dzar al-Ghifari dalam
And Once Again Abu Dzar menguraikan “Tidaklah cukup mengatakan kembali ke Islam. Kita harus uraikan secara spesifik. Islamnya Abu Dzar sebagai rakyat ataukah Marwan sang penguasa...Yang satu adalah Islam khalifah, istana, penguasa, sementara yang lain adalah Islamnya rakyat, yang tertindas dan miskin”.