Bersama pecatur yunior asal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Ananda Astri Harsono (kategori putri), Catur digadang-gadang mengharumkan nama bangsa di dunia percaturan sejagad. Catur dan Ananda akan berlaga dalam kategori pecatur yunior putra dan putri di bawah usia sepuluh tahun.
Perjalanan hidup pecatur asal Kota 1001 Goa ini unik dan mengharukan. Secara kebetulan namanya adalah Catur dan jago bermain olahraga yang mengandalkan otak bernama catur. Catur adalah anak keempat atau anak bungsu dari empat bersaudara. Dalam bahasa Jawa, “catur” berarti keempat. Anak keempat dalam tradisi keluarga Jawa biasanya diberi nama Catur.
Keluarga Catur dikenal berbakat dalam bermain catur. Ketiga kakaknya juga hobi catur dan jadi andalan Pacitan dalam kompetisi tingkat provinsi hingga nasional. Berbeda dengan kakak-kakaknya, kecerdasan Catur memainkan bidak-bidak catur mengantarkannya dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) bahkan Kejuaraan Dunia.
Terakhir kali, Catur merebut medali emas dalam Kejurnas Catur di Manado, 8-16 Oktober 2010, untuk kategori pecatur yunior kategori G putra (usia di bawah sembilan tahun) dan berhak mewakili Indonesia di tingkat dunia.
Ibunda Catur, Suprapti, hanya bekerja sebagai buruh tani di Desa Purwoasri, Kecamatan Kebonagung. Sementara ayahnya mengadu nasib jadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. Catur sempat mengenyam kelas I dan II di Sekolah Dasar (SD) Negeri Purwoasri. Karena iba melihat kemampuan ekonomi keluarga, seorang guru SD Negeri Pacitan, Asrap, akhirnya mengasuhnya.
Menjelang naik kelas III, Asrap, mengasuhnya dan akhirnya Catur pindah ke SD Negeri Pacitan sampai sekarang dan duduk di kelas III. “Saya hanya ingin membantu karena ekonomi keluarganya yang kurang mampu sementara potensi anaknya sangat luar biasa,” ucap Asrap yang jadi guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Pacitan, Selasa (5/4).
Bahkan ibu dan ketiga kakaknya kini terpaksa menumpang ke keluarga lain. “Rumah keluarganya terkena proyek pembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS) dan kini terpaksa menumpang di rumah tetangga,” ungkap Asrap. Prestasi sekolah Catur juga lumayan baik dan peringkat kelasnya tidak pernah terlempar dari sepuluh besar.
Selain belajar pelajaran sekolah, Catur juga harus membagi waktu untuk mengasah kemampuan caturnya. “Latihannya setiap hari Selasa, Kamis, Sabtu, dan Minggu. Kalau Selasa dan Kamis latihannya sore sedangkan jika Sabtu dan Minggu latihan mulai siang sampai sore,” tuturnya polos. Jelang berlaga di Kejuaraan Dunia, ia semakin giat berlatih.
“Bakatnya bermain catur memang luar biasa termasuk kakak-kakaknya. Baru pertama kali ini pecatur Pacitan bisa tembus di Kejuaraan Dunia,” kata Pengurus Cabang (Pengcab) Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Kabupaten Pacitan Resi Aji.
Pihaknya masih menunggu instruksi dari Pengurus Besar (PB) Percasi soal keberangkatan ke Polandia. “Tinggal menunggu perintah dari PB. Soal dana bagi pendamping selama di Polandia, sudah ada bantuan dari pejabat-pejabat di Pemkab Pacitan,” kata pelatih catur setempat ini.
ISHOMUDDIN
..........TERKAIT..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar