Sabtu, 24 September 2011

ANTARA TAKBIR DAN SYAHADAT

Pada era perjuangan fisik bangsa kita dalam merebut kemerdekaan, umat Islam menghadapi penjajah dengan mengumandangkan kalimat takbir dan berperisaikan kalimat syahadat. Apakah gerangan rahasia di balik kalimat itu?

Kalau kalimat-kalimat tersebut sekadar diucapkan, maka alangkah banyaknya ucapan yang tidak dimengerti makna dan pesan-pesan yang dikandungnya. Si pengucap ketika itu mirip seperti burung beo yang mengulang kata yang tidak dimengertinya. Dengan demikian harus ada sesuatu dibalik ucapan, yakni pengetahuan tentang makna yang dikandungnya. “Allah Mahabesar, tiada tuhan (penguasa yang menciptakan, memiliki, menguasai, dan mengatur alam raya dengan segala isinya) kecuali Allah”.

Tetapi, pengetahuan saja tidak menghasilkan buah. Nah, ada sesuatu yang melebihi ucapan dan pengetahuan, yaitu “penghayatan”. Mereka benar-benar merasakan dalam lubuk hati mereka bahwa Allah-lah yang Mahabesar dan segala sesuatu selain-Nya adalah kecil. Tetapi pengetahuan dan perasaan yang menghasilkan penghayatan itu belum tentu mewujudkan sesuatu yang konkret dalam kehidupan. Kalau demikian ada lagi yang dimiliki oleh para pejuang itu, sehingga pada akhirnya mereka mampu merebut kemerdekaan. Penghayatan akan kebesaran Allah dan kenyataan yang mereka rasakan dari kehadiran penjajah yang melakukan penindasan, mengantarkan mereka untuk melakukan sesuatu yang sejalan maknanya dengan kalimat-kalimat singkat yang mereka kumandangkan itu.

Syahadat yang arti harfiahnya adalah “penyaksian” membuat mereka “menyaksikan” Tuhan di tengah-tengah umat yang tertindas, sakit, dan miskin. Dan pada saat itu, lahirlah pengetahuan mereka tentang arti kalimat-kalimat tersebut lalu penghayatan - suatu sikap dan upaya yang tak kenal lelah untuk merebut kemerdekaan.

Lentera Hati: M. Quraish Shihab

..........TERKAIT..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...