Amanat itu sesungguhnya berat, sebab jika tak bisa melaksanakan, jadinya dosa. Tapi banyak juga orang yang menganggap, amanat itu sangat nikmat. Misalnya ketika diamanatkan rakyat untuk menjadi anggota DPR. Ini sangat menggiurkan. Di samping gajinya sudah gede, setiap pembahasan RUU bisa terima saweran dari sana sini. Belum lagi ketika menentukan pejabat lembaga, mereka bisa tawar-menawar dengan sejumlah uang. Cuma jika sedang apes, ya seperti Paskah Suzetta – Panda Nababan Cs, mereka dikandangi karena tuduhan suap cek pelawat.
Darmo adalah termasuk orang yang menganggap amanat itu sangat nikmat. Meski dia bukan anggota dewan, tapi bisa juga merasakan hal sama. Ini terjadi ketika kakaknya mau jadi TKW di Singapura. Anak semata wayangnya, Fitri, lalu dititipkan pada Darmo untuk paling tidak 3 tahun. “Aku titip anakku, peliharalah seperti anakmu sendiri,” kata kakak Darmo kala itu.
Sejak sang kakak jadi TKW, Fitri lalu ikut pamannya yang tinggal di Desa Sumbergempol, Tulungagung (Jatim). Mungkin takut tidur sendirian, dia tidur dalam satu ranjang bersama paman dan istrinya. Awalnya sih biasa-biasa saja, tak sampai terjadi hil-hil yang mustahal. Mereka tidur bertiga dengan damai, bermimpi menurut selera dan masing-masing.
Tapi yang namanya setan kan tak suka melihat kedamaian di muka bumi. Mulailah dia nggrecoki Darmo, untuk memanfaatkan peluang yang ada. Kata setan, sebagai lelaki normal masak tak tertarik pada ponakan yang mulai nampak gede. Ini kan bisa dimanfaatkan, di kala istri sedang turun mesin, atau apalah namanya. “Soal dosa? Namanya orang hidup di dunia, dosa itu wajar. Nanti Lebaran kan hapus lagi,” kata setan seenak udelnya.
Terlalu sering diprovokasi, lama-lama Darmo termakan juga oleh setan anggota Lembaga Intrik dan Pengembangan Isu itu. Dicobalah mendekati Fitri, eh ternyata asyik juga. Sejak itu dia jadi lupa akan amanat dari mbakyunya di Singapura sana. Justru kini, amanat itu sangat nikmat. Bocah ABG itu mulai diraba-raba, di kala istri Darmo tak ada. Rupanya dia menikmati juga, sehingga dia tak pernah menolak dicabuli oleh paman sendiri.
Agaknya Darmo masih membatasi diri. Takut terjadi kehamilan mungkin, dia tak pernah sampai menggauli Fitri bak suami istri. Pencabulan selama ini hanya sebatas pakai jari jemari dan mulut saja. Itupun, lama-lama aksi mesum ini tercium oleh istri Darmo. “Tri, kenapa celana dalammu berlubang, sepertinya sengaja digunting?” kata si bulik. Awalnya dia tak mau berterus terang. Tapi karena didesak-desak terus, akhirnya bla bla bla…..ngakulah apa yang terjadi selama ini.
Tentu saja istri Darmo jadi marah, sehingga aksi pencabulan ini diteruskan ke Polsek Sumbergempol. Dalam pemeriksaan, Darmo juga dicecar pertanyaan, kenapa celana dalam Fitri mesti digunting segala? “O, itu untuk mempermudah ketika saya mencabuli ponakan saya, Pak!” kata Darmo malu-malu.
Pemborosan, harga tekstil mahal, tahu! (HS/Gunarso TS)
Sumber: poskota.co.id
Sumber: poskota.co.id
..........TERKAIT..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar