“Dia mengatakan kepada saya bahwa dia telah memegang tampuk pemerintahan selama 25 tahun pada saat itu, dan dia tak ingin orang-orang muda di negaranya melihat dirinya sebagai seorang pria tua,” kata Ribeiro, mengingat peristiwa itu. “Saya menyarankan prosedur facelift, tapi dia menolaknya.”
Qadhafi khawatir facelift akan terlihat mencolok, sehingga dia memilih prosedur yang tak terlalu radikal. Prosedur bedah plastik selama empat jam itu digelar secara diam-diam pada 1995. Atas keinginan Qadhafi, pembedahan dilakukan dengan anestesi lokal karena dia ingin tetap sadar selama prosedur itu berlangsung. Di sela operasi, Qadhafi sempat minta istirahat dan menyantap hamburger.
“Saya memperingatkan Qadhafi bahwa pengaruh operasi yang saya kerjakan akan bertahan sekitar lima tahun, setelah lewat masa kedaluwarsanya, kulit akan mengendur, dan keriput muncul kembali,” kata Ribeiro. “Dia mengatakan dia akan memanggil saya jika dia memerlukan saya datang lagi.”
Sekitar lima tahun lalu permintaan itu datang, tapi Ribeiro tengah mengurusi masalah keluarga. “Mereka tak pernah menghubungi saya lagi,” katanya.
Pada saat bedah plastik itu dilakukan, Qadhafi berusia 53 tahun, tapi Ribeiro menilai dia terlihat jauh lebih tua, seperti pria berumur 60-an. Ribeiro memiliki bukti berupa sebuah foto yang diambil pada saat itu. Dalam foto itu terlihat Ribeiro menyunggingkan senyum berpose di sebelah pemimpin Libya, yang mengenakan stelan putih, baju bermotif bunga dengan wajah dan leher yang penuh keriput.
Setelah prosedur tersebut, penampilan Qadhafi berubah total. “Dia tampak seperti pria 45 tahun,” kata dokter itu.
Ribeiro menekankan bahwa pengakuannya ini bukan sesumbar atau menyombongkan diri, melainkan hanya ingin mengungkap sisi pribadi Qadhafi yang tak banyak diketahui. “Qadhafi tidak terlihat bagus hari-hari belakangan ini,” kata Ribeiro.
Dia menunjukkan bahwa dalam penampilannya di depan umum, presiden berusia 68 tahun itu terlihat lebih gemuk, dengan dagu berlipat, kulit bengkak dan kendur, serta penuh keriput. “Memberi tahu orang yang berpotensi sebagai pasien bahwa saya pernah mengoperasi pria itu akan kontraproduktif,” ujarnya.
Qadhafi bukan satu-satunya pemimpin dunia yang rela merasakan tajamnya pisau bedah plastik demi penampilan lebih muda. Penampilan segar Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi di usianya yang menginjak 72 tahun adalah berkat bedah plastik dan transplantasi rambut. Konon, Ribeiro pun berada di balik wajah baru tokoh kontroversial Italia itu. Namun sang dokter membantah jika disebut mengonfirmasi laporan sejumlah media itu. Kabar burung juga menyebut pemimpin Rusia Vladimir Putin melakukan operasi plastik setelah dia terlihat tertutup riasan tebal untuk menyamarkan memar di bawah matanya pada Oktober tahun lalu.
Sebagai seorang dokter bedah dengan reputasi internasional, Ribeiro telah menulis dua buku tentang bedah plastik dan berbicara dalam berbagai konferensi di seluruh dunia tentang topik tersebut. Dalam sebuah seminar di Tripoli pada Mei 1994, dokter berusia 70 tahun itu berbicara tentang keahlian khususnya, yaitu bedah kosmetik payudara.
Setelah itu, Ribeiro dihampiri oleh seorang pejabat Libya bernama Mohamed Zaid. “Dia ingin mengantar saya bertemu dengan seseorang yang amat dicintai oleh orang Libya,” kata Ribeiro. “Karena keahlian khusus saya, waktu itu saya mengira dia akan memperkenalkan saya kepada istrinya.”
Namun Zaid membawa Ribeiro ke sebuah rumah yang dijaga oleh pasukan bersenjata. “Zaid dan saya dibawa ke sebuah perpustakaan yang berada di bawah tenda yang dipasang di dalam rumah,” katanya. “Di sanalah dia memberi tahu bahwa dia ingin saya memeriksa Qadhafi.”
Beberapa menit kemudian, Qadhafi, yang berbalut tunik putih panjang, memasuki ruangan. “Dia menyambut dan menyalami saya, berbicara dalam bahasa Inggris yang sempurna,” kata Ribeiro. Dia sangat sopan, cerdas, ramah, dan bertutur kata halus. Dia memberi tahu apa yang diinginkannya beserta alasannya.”
Qadhafi meminta operasi dilakukan secepatnya, tapi Ribeiro membutuhkan tim lengkap sehingga prosedur itu baru dilakukan pada Januari 1995. Operasi itu dimulai pada pukul 02.00 dalam bunker Qadhafi. “Tempat perlindungan itu mempunyai dua ruang operasi yang sangat modern dan lengkap, juga dilengkapi dengan gym dan kolam renang,” kata Ribeiro. “Dia mendesak agar hanya dibius lokal karena ingin tetap terjaga,” kata dokter itu. “Dia pasien yang sangat tenang.”
Ahli bedah plastik dari Sao Paulo, Dr Fabio Naccache, juga terlibat dalam tim operasi plastik itu dan bertanggung jawab atas transplantasi rambut terhadap sang pemimpin Libya. Ketika prosedur baru berlangsung setengah jalan, Qadhafi merasa lapar. “Hamburger disajikan kepada semua orang dan pembedahan dihentikan beberapa menit selama kami makan,” katanya.
Setelah operasi rampung, Zaid menyerahkan sebuah amplop penuh dolar Amerika dan frank Swiss ke tangan Ribeiro. Namun Ribeiro menolak menyebutkan bayaran yang diterimanya. “Yang bisa saya katakan jumlahnya lebih besar daripada tarif atas jasa saya di Brazil,” katanya.
Dokter itu tinggal di Tripoli selama 10 hari sampai Qadhafi pulih. Ribeiro mengatakan dia menduga Qadhafi menggunakan jasanya karena tak bisa meminta bantuan ahli bedah Libya. “Entah mereka tidak mampu melakukannya atau takut dia akan dibunuh di meja operasi,” ujarnya.
TJANDRA DEWI | AP
..........TERKAIT..........
Bohong Terussssss........!
BalasHapus