Hal tersebut, disampaikan oleh Sekretaris Kabinet Dipo Alam. Karena perilaku media-media tersebutlah, menurut dia, menjadi terbit kekhawatiran sendiri di pemerintah bahwa hal itu akan berdampak pada larinya investasi. "Coba kita lihat, ada media TV, media koran yang tidak ada habisnya menjelekkan Pemerintah," kata Dipo usai rapat kerja pemerintah di Istana Bogor, Senin (21/2).
Dipo kemudian mencontohkan ada media yang terus memutar gambar kejadian negatif yang terjadi, secara terus menerus. Gambarnya, menurut dia, terus diulang-ulang. “Untuk memojokkan Pemerintah. Putar gambar ditusuk buat apa? Itu malah membuat investor lari," paparnya.
Dipo mengaku, Pemerintah tidak alergi terhadap kritik. "Saya bukan alergi kritik. Boleh dikritik, tapi kalau isinya akumulasi that is wrong (kesalahan)," kata dia. Akhirnya Dipo kembali melempar ancaman, bahwa apabila media tersebut sekarang setiap menit menjelekkan instansi Pemerintah, terus menerus, maka ia bahkan menghimbau agar berhenti pasang iklan di media tersebut.
Tidak hanya mengancam boikot iklan, Dipo juga mengancam Pemerintah akan meminta pejabat tidak memasang orang untuk wawancara. "Orang yang di-interview saat prime time (waktu tayang utama) tidak usah datang yang dari Pemerintah. Karena kita ngomong apapun salah, dijelaskan pun salah," tutup Dipo.
Red: taufik rachman
Rep: yasmina hasni
..........TERKAIT..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar