Senin, 14 Februari 2011

People of the Year 2010 Versi SINDO

Sejujurnya bangsa ini masih memerlukan banyak orang baik dan berprestasi. Bukan banyak orang tidak baik dan sedikit berprestasi. Untuk merealisasikan pekerjaan ini tentu tidak sederhana, karena diperlukan keseriusan dan kerja keras yang konsisten.

Ada kesadaran kuat dari setiap individu dan lingkungannya yang saling mendukung. Prestasi bagi bangsa ini menjadi sangat penting karena melalui torehan itulah bangsa ini bisa meningkatkan harkat dan martabatnya di tengah pergumulan dengan bangsa lain. Selain itu, dengan prestasi, perjalanan ke depan bangsa ini akan lebih terukur. Sebenarnya, untuk melahirkan tokoh-tokoh berprestasi di negara ini tidak sulit, karena faktanya bangsa ini memiliki sumber daya manusia berkualitas yang cukup banyak serta didukung potensi sumber alam yang melimpah.

Namun ada pertanyaan yang mengusik: mengapa membangun komitmen berprestasi pada bangsa ini seperti masih sulit? Dalam persepsi yang kuat muncul ke publik, kultur jalan pintas, tradisi korup, lemahnya penegakan hukum menjadi salah satu faktor yang memandulkan lahirnya generasi berprestasi. Kuatnya konflik politik yang diindikasikan dengan tarik menarik kepentingan dalam menata sistem ketatanegaraan juga telah menyumbat munculnya generasi berprestasi. Akhirnya semuanya seperti menjadi serba-given, sehingga negara seperti serbaterbatas.

Inilah yang menjadi postulat mengapa di luar keterbatasan itu media massa— yang menjadi salah satu pilar demokrasi yang mengembangkan cara berpikir positif, konstruktif, serta sebagai balance of power—harus “berteriak” untuk menggugat rendahnya penghargaan terhadap sebuah prestasi di dalam diri bangsa ini. SINDO, yang menjadi bagian dalam komunitas media, dengan kesadaran tinggi ingin memberikan kontribusi positif atas setiap prestasi anak bangsa yang terbukti memberikan sumbangan besar pada terangkatnya derajat bangsa.

Tidak bisa dibayangkan ketika banyak orang yang mempunyai potensi berprestasi dibiarkan, ketika banyak orang berprestasi tidak dihargai atau dipinggirkan. Lebih ironis ketika ada yang berprestasi justru disembunyikan dan tidak malu prestasi orang lain diakui sebagai prestasinya. Rendahnya kesadaran menghargai prestasi inilah yang menjadi masalah serius bangsa ini. Maka, anak bangsa seperti Emirsyah Satar, mantan bankir yang berhasil mengangkat citra Garuda Indonesia menjadi perusahaan yang sehat dan berprestasi, termasuk yang tidak boleh didiamkan.

Emir, dan orang-orang seperti Emir, sepatutnya diberi keleluasaan dan didorong untuk terus mengembangkan prestasi. Bukan sekadar nilai prestasi dalam perspektif perusahaan, tapi Emir berhasil meyakinkan dengan apa yang disebut “safety first” sehingga masyarakat bisa merasakannya. Tidak hanya Emir, banyak tokoh lain yang tidak ter-cover publik, tetapi punya prestasi yang patut dibanggakan.

Sebut saja Herry Zudianto, yang dinobatkan sebagai kepala daerah terbaik; Ibu Sutiani sebagai pendidik terbaik; Prof Firmanzah PhD yang dinobatkan sebagai tokoh muda berprestasi; mahasiswa ITS yang berhasil mengembangkan teknologi Sapu Angin; Hadi Rumpoko sebagai tokoh UMKM yang mengembangkan bisnis ulat Hong Kong; serta Tim Perahu Naga sebagai olahragawan terbaik.

Mereka telah memberi inspirasi kepada masyarakat dengan prestasi yang telah mereka torehkan. Bangsa ini akan cepat menjadi bangsa yang besar dan berpengaruh tatkala ada dorongan kuat lahirnya banyak anak bangsa yang melahirkan berbagai macam prestasi. Inilah poin bangsa kita, menjadi bangsa yang terus berprestasi.(*)

..........TERKAIT..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...