Pernahkah Anda meluangkan waktu sejenak untuk berfikir tentang arti keluarga sesungguhnya dan peran ibu di dalamnya?
Mungkin jawabannya, peran seorang perempuan khususnya Ibu dalam keluarga sangatlah penting. Tanpa kehadiran dan kasih sayang sosok seorang ibu, tentu terasa kurang sempurna. Sosok ibu itu layaknya seorang pahlawan tanpa tanda jasa, karena tidak pernah mengharapkan adanya imbalan apa-apa selain kebahagiaan keluarganya. Walaupun setiap hari kita bisa menunjukkan kasih sayang kita kepada Ibu , namun di hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember ini, apa kita telah menyiapkan sesuatu yang spesial untuk ibu?
Banyak orang-orang besar yang tampil di kancah dunia karena peran seorang ibu.
Thomas Alva Edison, tentu kita semua mengenal nama ini. Penemu besar yang memiliki ribuan hak paten. Namun tahukah Anda bahwa dia hanya mengenyam dunia pendidikan formal 3 bulan? Thomas Alva Edison dikeluarkan dari sekolahnya karena gurunya beranggapan ia terlalu bodoh untuk bersekolah. Ibu Edison tidak mempercayai hal tersebut.
Dengan gigih ia didik sendiri Edison di rumah. Lebih dari apa yang didapat Edison bila bersekolah, ibunya mengajarkan juga keuletan berjuang dan kemandirian. Di usia begitu muda, Edison berjualan koran untuk membiayai sendiri penelitian-penelitiannya. Bahkan di usia 10 tahun ia telah memiliki laboratorium sendiri. Bayangkan apa yang terjadi bila ibu Edison bersikap sama dengan gurunya. Mungkin listrik akan terlambat ditemukan. Dan itu berarti penemuan-penemuan yang terkait listrik juga akan terhambat. Begitu pula di Indonesia, peran para ibu dalam meraih kemerdekaan dan membentuk tokoh-tokoh nasional tak bisa dianggap remeh.
Salah satu momen yang dianggap sebagai sokoguru pergerakan kaum wanita nasional diawali dari pertemuan para pejuang wanita dalam Kongres Perempuan tahun 1928 yang diadakan bersamaan dengan Sumpah Pemuda. Pada waktu itu organisasi-organisasi perempuan mengadakan kongres pertamanya di Yogyakarta dan membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani), kongres berikutnya diadakan di Jakarta dan Bandung. Kemudian Presiden pertama Indonesia, Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional, hingga kini.
Multi Peran
Bila kita melihat balik beberapa tahun ke belakang, fungsi ibu sebagai pengasuhan anak-anak masih sangat dominan, namun perkembangan zaman telah menuntut kaum ibu tak hanya berkutat pada persoalan domestik rumahtangga melainkan juga membantu perekonomian keluarga dengan berperan ganda sebagai wanita karir. Sehingga tak heran jika saat ini banyak wanita yang dituntut untuk lebih mandiri dan tangguh dalam menjalankan kodratnya sebagai ibu dan wanita karir.
Dengan beragam peran Ibu sering kali mendapat julukan sebagai supermom yang dituntut untuk memiliki kemampuan multitasking dengan segudang tugas dan tanggung jawab yang setiap hari harus diselesaikannya. Dimulai ketika pagi menjelang, dari membangunkan dan memandikan si kecil, memastikan sarapan pagi tersedia bagi keluarga, menyiapkan perlengkapan anak-anak sekolah dan suami ke kantor, mengantar dan menjemput anak sekolah hingga menyusun menu yang pas untuk makan malam.
Bahkan untuk Ibu yang bekerja, pada saat yang bersamaan dituntut untuk tetap menjalankan perannya di kantor secara profesional. Selain rutinitas harian, para ibu pun setiap bulan selalu disibukkan dengan urusan keuangan keluarga. Mulai dari urusan bayar-membayar tagihan rutin, seperti listrik, air PAM, telepon, kartu kredit hingga mengurusi biaya hidup sehari-hari. Wow, bisa dibayangkan beban seorang ibu dalam menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir.
Mohammad Hafiedz Anshary
mahasiswa jurusan syareah universitas al-ahgaff yaman
..........TERKAIT..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar