"Perkembangan ini melemahkan dan merusak upaya perdamaian untuk mencapai solusi dua negara, "kata kepala diplomat AS itu dalam sebuah pernyataan. "Secara khusus, langkah ini bertentangan dengan logika yang masuk akal dan diperlukan kesepakatan antara para pihak tentang status Yerusalem.
"Kami percaya bahwa melalui negosiasi itikad baik, kedua pihak harus saling menyepakati hasil yang menyadari aspirasi kedua pihak untuk Yerusalem, dan status perlindungan bagi orang di seluruh dunia. "Pada akhirnya, kurangnya resolusi untuk konflik ini merugikan Israel, merugikan Palestina, dan merugikan AS serta masyarakat internasional.
"Kami akan terus mendesak maju dengan para pihak untuk menyelesaikan inti masalah, termasuk Yerusalem, dalam konteks perjanjian damai," katanya. Orang-orang Palestina bereaksi dengan marah terhadap pembongkaran bagian dari Hotel Gembala, yang posisinya berada di sebidang tanah di Jerusalem Timur tempat pengembang berencana akan membangun sebuah kompleks 20 apartemen mewah untuk pemukim Yahudi.
Lahan tersebut adalah wilayah Palestina yang dicaplok oleh Israel dalam perang 1967. Pembicaraan damai yang diprakarsai AS antara Israel dan Palestina masih mengalami jalan buntu sejak akhir September, ketika Israel tak bersedia memperpanjang pembekuan pembangunan permukiman Yahudi di tanah milik Palestina itu.
Pemimpin Palestina Mahmud Abbas telah menegaskan ia tidak akan mengadakan pembicaraan damai sementara Israel terus membangun di tanah yang Palestina inginkan untuk negara masa depan mereka.
Red: Krisman Purwoko
Sumber: ant/AFP
..........TERKAIT..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar