Jumat, 24 Juni 2011

Tina Talisa Tinggalkan Dunia Kedokteran Gigi Demi Jadi Jurnalis

Jakarta - Presenter Apa Kabar Indonesia Malam di TV One, Tina Talisa, mengaku pernah menghadapi drama penentuan keputusan tersulit dalam hidupnya. Wanita kelahiran 24 Desember 1979 itu ternyata memilih meninggalkan dunia kedokteran gigi demi berkarier sebagai jurnalis.


"Keputusan yang mengubah hidup banget. Aku ninggalin dunia kedokteran gigi demi jadi jurnalis. Nggak mudah banget memang saat itu, tapi ya ini jalan yang aku ambil," ujarnya ketika berbincang dengan Detikhot di Velpa Restaurant, Gandaria City, Jakarta Selatan.

Lantas, seperti apa cerita di balik finalis Puteri Indonesia itu ketika memilih berkarier sebagai jurnalis?

Selepas SMA, Tina masuk ke Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Bandung dan lulus pada 2001. Lantas, ketertarikannya pada dunia komunikasi mengantarnya mengawali karier sebagai penyiar di Radio Paramuda, dan Radio Mustika di Bandung, Jawa Barat.


Selain itu, wajahnya yang cantik, bentuk tubuh ideal serta kecerdasannya pernah membawanya sebagai Juara 1 Mojang Kota Bandung pada 2002, dan kembali menjawarai ajang tersebut di tingkat provinsi pada 2003. Dari situ, ia pun kemudian mencatatkan diri sebagai finalis 10 besar ajang Puteri Indonesia pada tahun yang sama.

Beruntungnya Tina, ketika menang sebagai Juara 1 Mojang Jawa Barat, ternyata salah satu hadiahnya adalah menjadi co-host program talk show di TVRI. Menariknya, acara itu merupakan program berita pertama yang menggunakan bahasa Sunda.


"Ampun deh, pake kebaya dan sanggul tradisional gitu. Pokoknya beda bangetlah sama tampilan Tina Talisa sekarang, kayak eneng-eneng Sunda banget. Siaran 15 menit tapi usahanya untuk dandan luar biasa hahaha," kenangnya diakhiri tawa.

Ketika itu, Tina juga sedang menjalani praktek sebagai coas (pendidikan profesi untuk menjadi seorang dokter). Hebatnya lagi, pada saat bersamaan ia juga menjadi penyiar dan mengajar di program D3 Fakultas Ilmu Komunikasi di universitas almamaternya.

"Kuliah ambil kedokteran gigi, tapi ngajarnya di Fakultas Ilmu Komunikasi, kebayang nggak?" katanya seraya tertawa.


Dari situ Tina kemudian semakin ‘terseret’ dalam dunia penyiaran. Lantas ia mengikuti berbagai casting sebagai presenter. Ia pun sempat membawakan acara 'Atmosphere' di SCTV. Namun sayangnya program tersebut tidak bertahan lama.

Singkat cerita, setelah melewati perjuangan panjang dan melelahkan, Tina kemudian lolos seleksi untuk menjadi presenter yang diadakan Trans TV di Bandung. Namun tak semudah itu, sebelum menjadi presenter, syaratnya ia harus mau menjadi reporter terlebih dulu.

"Waktu itu ditanya gini, 'kalau cuma pengen jadi presenter, pengen tampil di TV tapi nggak mau jadi reporter, mendingan pulang sekarang aja', ya udah aku setuju deh jadi reporter," ujarnya mengisahkan.


Jadilah kemudian Tina sebagai reporter dadakan karena tak punya pengalaman sebelumnya. Ia pun mengaku sempat sulit beradaptasi dengan cara kerja di lapangan. Apalagi sebelumnya ia hanya terbiasa di klinik atau sebagai presenter yang bertugas membacakan berita.

Karena kesibukannya, Tina menyadari bahwa kariernya sebagai dokter gigi kian terbengkalai karena melulu cuti. Dilema kemudian timbul dan ia harus mengambil keputusan sulit, meneruskan kariernya sebagai dokter gigi atau sebagai jurnalis.

"Aku akhirnya memilih sebagai jurnalis. Berat memang, tapi aku sadar banget passion aku itu memang di dunia jurnalistik dan secara umum di dunia komunikasi. Aku udah jatuh cinta banget," ungkapnya.


Dikisahkan Tina, ketika itu cukup sulit baginya untuk meyakinkan keluarganya terutama kedua orangtuanya. Beberapa dosen dan juga teman-temannya pun menyayangkan keputusannya meninggalkan dunia kedokteran gigi. Namun, akhirnya Tina berhasil meyakinkan orang-orang di sekitarnya.

Sejak itu karier Tina sebagai jurnalis pun kian gemilang dan membawanya menjadi presenter dalam program Reportase Sore di Trans TV. Tak lama berselang ia kemudian hijrah ke La Tivi (sekarang TV One). Namanya pun makin mencuat di jajaran papan atas presenter Tanah Air lewat program Apa Kabar Indonesia Malam.

Lantas, bagaimana perasaan Tina setelah keputusannya meninggalkan dunia kedokteran gigi, dan 7 tahun berkarier menggeluti dunia jurnalistik televisi?


"Aku menikmati melakukannya. Tujuh tahun bekerja ini sangat menyenangkan. Jadi kalau ditanya orang, 'Are you on the right track?' aku bisa bilang dengan tegas, 'Yes, I am!" tegasnya.

(bar/mmu)

..........TERKAIT..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...