Rabu, 22 Juni 2011

Kisah Algojo Arab Saudi Ahmad Rezkallah (6)

RIYADH - Muhammad Saad Al-Beshi bukan satu-satunya algojo ternama di Arab Saudi. Ada algojo Ahmad Rezkallah yang cerita hidupnya pernah ditulis timesonline.

Wanita Lebih Tegar dari Pria

Ahmad Rezkallah mengaku sudah mengeksekusi sebanyak 300 korban. Sebanyak 70 korbannya adalah perempuan.

''Kebanyakan perempuan yang saya eksekusi itu tegar dan tenang,'' katanya. ''Pada situasi sulit seperti itu, wanita lebih tegar daripada lelaki.''


Ahmad Rezkallah mengawali karier sebagai algojo dengan menjadi sukarelawan alias pekerja (algojo) tidak tetap. Usianya saat itu baru 20 tahun. Karena masih terlalu muda, banyak yang meragukan Ahmad Rezkallah bakal menjadi algojo yang sukses. ''Tapi, saya menjadikan keraguan orang itu sebagai tantangan. Ketajaman pedang dan kekuatan badan menjadi hal terpenting. Seorang algojo juga harus memiliki keberanian dan kepercayaan untuk melakukan tugas eksekusi,'' terangnya.

Ahmad Rezkallah mengatakan bahwa kebanyakan orang selama ini berpikir wanita adalah kaum yang lemah. ''Tapi, ketika waktu eksekusi tiba, kebanyakan korban pria langsung ambruk. Beberapa pria langsung menjadi gila,'' cerita Ahmad Rezkallah. ''Namun demikian, wanita secara umum bersikap seperti baja saat menghadapi hukuman mati.''

Selamat di Detik-detik Terakhir

Ahmad Rezkallah kemudian bercerita tentang pengalamannya sebagai algojo. Termasuk cerita mengharukan tentang seorang terpidana wanita yang selamat di detik-detik terakhir menjelang eksekusi pemancungan dirinya.

Kisah pengalamannya dipublikasikan Al-Majalla dan dituliskan ulang oleh Arab News. Ahmad Rezkallah suatu kali pernah sudah akan memancung seorang terpidana wanita yang sudah tertunduk untuk dieksekusi.

''Di menit terakhir, kami mendengar bahwa keluarga korban memaafkan perempuan tersebut. Jadi, polisi membawa kembali perempuan tersebut ke mobil tahanan,'' cerita Ahmad Rezkallah. ''Lalu, saya mengetahui bahwa ayah korban hanya akan memaafkan jika istrinya memaafkan.''

Karena itu, petugas membawa kembali si terpidana perempuan ke tempat eksekusi. Orang-orang kemudian menghampiri si istri untuk memohon agar memaafkan si perempuan tersebut.

Sang istri akhirnya memberi maafnya. ''Jadi, mereka kembali membawa si perempuan ke mobil tahanan. Dia sangat tenang ketika menghampiri bapak-ibunya dan duduk di bangku belakang mobil,'' kata Ahmad Rezkallah. ''Jika itu terjadi pada korban lelaki, saya yakin si narapidana sudah terkena serangan jantung.

Redaktur: Didi Purwadi
REPUBLIKA.CO.ID

..........TERKAIT..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...